Rabu, 25 Juni 2008

Tragedi Gurami Bakar

TRAGEDI GURAMI BAKAR

Sabtu pagi 21 Juni 2008 biasa aku bangun agak siang, la gumana gkm ada kuliah kok, nganggur, ya udah ngebo aja. Maklum lah semalam aku dan kawan-kawan lagi lihat Euro (padahal aku ketiduran pas nonton). Sambil nguap-nguap aku menuju ke kamar mandi, langsung deh aku mandi. Mataku mulai melek lebar-lebar ketika air mulai menyentuh badanku. Busyet hawa Malang semakin dingin saja.

Pagi ini rencananya teman-teman sekosan mau ngajak rekreasi dan tour ke Selecta. Ya walaupun tidak semua teman kosan ikut. Kita berangkat hanya anak enam, aku sendiri dengan pacar tersayangku, Syam dengan pacarnya juga, dan pasangan serasi terbaru tahun ini Yanwar (Si Coklat) dan Gesang (Si Stroberry). Gk tau Yanwar dan Gesang ini kok jadi mesra banget akhir-akhir ini. Setiap hari berdua terus, bahkan kalau bobok pun berdua… jadi iri aku melihatnya.

Oke kembali ke topic, ini merupakan liburan yang sangat mesra, menyenangkan, dan sekaligus menyeramkan… Gk salah juga aku ikut rombongan ini. Selain belum tahu Selecta (sebenarnya pernah sekali ketika aku bau kencur), cari kesibukan dan kita gk pernah main-main bersama.

Perjalanan lancar-lancar saja, peristiwa besar terjadi tatkala aku melintasi garis batas pembelian karcis. Aku dengan sengaja melewati garis batas itu dengan tidak membayar karcis. La gimana di depanku ada cewek berkendaraan Mio melaju kencang dengan amannya dan lancarnya tanpa membayar. Ya gw langsung tancap gas aja. Eee malah dua motor dibelakangku (Syam dan Pasangan Mesra) ikut-ikutan nyelonong. Dan akhirnya hujatan kata-kata Jawa Timuran yang paling halus keluar dari mulut Satpam yang jaga pos karcis

Karcisman: Daaa#####k heiii bayar!!!!

La sampai di depan pos yang kedua kita dicegat oleh Satpam lagi. Dia menanyakan karcis pada kita. La kita kagak punya donkkk. Akhirnya dengan wajah tanpa dosa kita meminta maaf dan membeli karcis di pos kedua itu…

Akhirnya bisa masuk juga. Kita jalan-jalan masuk ke dalam lihat-lihat bukit-bukit indah nan permai. Bagus banget deh pokoke. Syam dan pacarnya (sebut saja Tissa) sedang main india-indiaan di taman bunga. Wah mesra banget kayak Kuch-kuch hotahe aja…….

Bagaiamana dengan pasangan termesra kita??? Yanwar dan Gesang ternyata melintas ke perbukitan mencari tempat untuk berdua saja…….. sekilas informasi kawan, ternyata banyak tempat sepi dan romantis di Selecta. Silahkan kalau mau kesana dengan membawa pacarnya, baik yang sejenis maupun yang berlainan. hari semakin siang membuat kami lapar, akhirnya sepakat kami turun gunung seperti murid shaolin yang selesai belajar kung fu, mencari tempat makan yang enak. Tadi pas diperjalanan pacarku lihat sebuah warung yang kelihatannya enak dan dia mendapat rekomendasi dari teman-temannya kalau tempat ini enak. Tempat ini adalah Warung Bambu.

Sebenarnya Gesang sudah merasa tidak enak ketika kita merapat kesebuah tempat parkir yang hanya dipenuhi oleh mobil-mobil mewah. Motor kami diparkirkan ditempat yang nyempil dan sempit karena saking banyak mobil. Aku juga punya pikiran yang sama seperti Gesang, soalnya aku tidak membawa uang, tadi saja karcis dan lain sebagainya termasuk bensin dibayar dulu oleh pacarku (pacarku ini memang baik deh orangnya).

Masuk ke dalam semakin asyik, padahal kita nanti tidak tahu kalau ada sebuah tragedi. Warung bambu ini sangat asyik, bagus, dan ueeenaak tempatnya. Tempatnya sejuk karena bangunannya terbuat dari bambu dan dibawahnya ada kolam ikan koi. Ikannya banyak sekali. Setelah dapat tempat duduk mulai kita merundingkan harga. Kawan, ternyata harganya tidak pas dengan kantong kita. Apalagi kita sebagai anak kos, tentu daftar harga itu wuiiih lumayan mencekik leher.. Semua di atas 5000 rupiah, padahal dengan uang segitu aku udah makan nasi+lauk yang banyak dan dapat minum lagi.. La ini??? Tapi dengan cerdik pacarku mengusulkan trik, yaitu membeli satu porsi gurami baker dan 5 nasi putih dalam wakul, yang lain mesan es jeruk, soda, jahe, aku, Gesang dan Syam minum air putih saja.

Laammaa sekali pesanan kita datang. Aku sudah membayangkan sebuah gurami dengan ukuran besar terus di bagi enam orang. Melihat ikan-ikan yang banyak di kolam aku membayangkan kalau mereka di masak atau dibakar, pasti uenaak. Dan inilah yang ditunggu-tunggu, pesanan kita datang. Tak seperti kubayangkan ternayta ikannya tidak begitu besar dan panjang. Panjangnya sekitar 40 cm dan lebarnya 20 cm. Dan ini harus dibagi anak enam. Nasinya pun juga ya boleh dibilang sedikitlah. Wong biasanya aku dan teman-teman kosan kalau beli nasi, nasinya sangat banyak. Kita anak kos lebih mementingkan kuantitas daripada kuantitas.

Dengan terpaksa dan penuh penghayatan kami makan seadanya, dan ikan gurami yang tergeletak dengan luka bakar yang terlihat lezat habis dengan cepat dimakan oleh 6 manusia yang kelaparan. Semuanya kena bagiab tubuh yang banyak dagingnya kecuali Syam.

Syam: “Wis aku bagian kepalanya saja kan banyak dagingnya”

Analisis Syam ternyata salah, di bagian kepala gurami itu tidakada daging sama sekali, yang ada hanya tulang-tulang ikan. Dengan menyedihkan Syam mencungkil daging yang masih tersisa sedikit di kepala dan tulang-tulang (duri) gurami..

Kamu tau kawan kita habis Rp. 80.000,- Cuma makan segitu. Untung saja Syam bawa banyak uang, soalnya dia baru pulang ke rumah. Sudah dapt durinya thok, e disuruh bayarin, nasibmu Syam….

Tapi setidaknya ini merupakan pengalaman yang sangat menarik dan sekaligus menyeramkan. Hampir kita pulang dengan tidak membawa uang sepeserpun.

Sampai rumah kos, Syam berteriak teriak

Syam: “HAAI KEMBALIKAN UANGGGKUUU, GANTII RUGIII!!!!:”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo kirim komentar