Senin, 12 Januari 2009

Nyo2 Kepompong Imutku


begitulah aku memanggilnya. wanita inilah yang mengubah hidupku yang semakin bermakna. kami sudah menjalin suatu kata indah yang bernama "cinta". alhamdulillah kini kita menapaki tahun ke 4.
wajahnya imut, lucu, agak bulat. badannya montok, bagus berisi bagaikan arca dewi durga. badannya lumayan tinggi untuk wanita seukuran dia. sungguh wanita yang aku idam-idamkan. sampai tidak bisa tidur aku karena membayangkannya. namanya seindah orangnya, Dewi Kusumaningtyas, yang kira-kira maknanya seorang dewi yang menyegarkan hati yang lara
aku mengenalnya ketika masih smp, tepatnya kelas 3. ketika itu aku dikenalkan oleh seorang teman kelas, namanya nela. sebenarnya nela ini memperkenalkan dewi pada bram, teman sekelasku juga. kata nela waktu itu, dia bilang pada bram, "aku punya teman yang asyik, manis dan enak diajak ngobrol". bram percaya saja. di kelasku bram ini orangnya agak jahil kalau masalah wanita.
bram mengajakku berkenalan dengan temannya nela. ketika itu aku mau saja. sepulang sekolah kami ketemuan di parkiran sepeda. aku dan bram menunggu nela dan temannya. ketika mereka berdua datang, kami berkenalan. inilah perkenalan awalku dengan dewi. ketika itu badan dewi agak tambun, tapi wajahnya manis, semanis gula putih. waktu itu aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran, dan begitu muak ketika mendengar kata cinta. hal ini nantinya berlangsung sampai sma. aku melihat wajah bram. dia senang sekali, dan seperti berbunga-bunga. aku membatin, "kamu sudah berapa kali menjahili wanita bram??". diam-diam aku eman kepada dewi, jangan sampai jadian sama bram.
semenjak perkenalan itu aku jarang ketemu dewi. sebenarnya aku ini orangnya pemalu kawan, dan kurang bisa bergaul, tapi mind setku ini berubah ketika mengenal cinta. aku juga tidak tahu apakah bram juga sering ketemu dengan dewi.. aku tidak tahu. mungkin cuma say hello, atau cuma bertemu di kantin atau ketika pulang. kau tahu kawan bram ini orangnya manja dan masih nempel sama ibunya. suatu penyakit psikologi. dan dewi tidak suka dengan anak manja...

cerita berlanjut, lulus smp aku berlanjut daftar ke sman 1 kertosono. ketika mendaftar aku agak ketir-ketir karena nilai NEMku agak jeblok, cuma 36, 97. tapi aku harus masuk sma ini karena sma ini satu-satunya sma negeri di kecamatan kertosono. aku juga tidak tahu apakah memang jodoh atau apa aku bertemu dengan dewi dan kami mendaftar bareng. sehari aku memantau perkembangan calon siswa yang mendaftar dengan dewi. ternyata anak perempuan ini enak diajak ngobrol. perangainya ceria, suka bercerita, tipe sanguinis populer. aku merasa enjoy ketika ngobrol dengannya. kami saling berbagi info, berapa calon siswa yang daftar.
mendaftar ke sma favorit dengan NEM pas-pasan membuatku ketir-ketir sampai di rumah. sampai-sampai malam harinya aku tidak bisa tidur, diterima apa tidak ya...
paginya aku ke sekolah (sma) lagi dan bertemu dengan dewi dengan wajah ceria sumringah. dia memberi berita bagus, aku diterima di sma 1 kertosono dengan diurutan 10 dari bawah. alhamdulillah akhirnya aku bisa tidur nyenyak. langsung aku berterima kasih dengan dewi.. tapi kok pada waktu itu aku belum merasakan jantung yang berdebar karena cinta ya, aku masih menganggap dewi sebagai sahabat.
keesokan harinya diadakan pembagian kelas. aku masuk pada kelas 1.5, dewi di 1.3. kelas ini nantinya menjadi suatu kelompok pada kegiatan MOS (masa orientasi siswa), kegiatan yang sudah menjadi tradisi. aku tidak bercerita banyak tentang MOS, karena tidak ada hal yag menarik yang diceritakan.
hatiku mulai agak terbuka kepada dewi ketika sma kelas 1. dia sering lewat kelasku dan sering minjam kamus bahasa inggrisku. pernah suatu ketika aku melihat wajah dewi yang begitu muanis ketika meminjam kamus. baru kali ini aku melihat wajah semanis itu.. begitulah secara berulang-ulang aku sering ketemu dengan dewi..
aku agak kaget ketika melihat dewi pulang sekolah. dia seperti preman saja.. baju seragamnya dikeluarkan, dan berjalan seperti laki-laki. kalau masalah berjalan, dewi memang seperti laki-laki baik ketika masih smp maupun sma, tapi ketika kuliah semakin feminim dan semakin cantik..kembali ke masa sma.. aku seperti tidak percaya apa yang aku lihat, inikah aslinya dewi? kok seperti Xena (tokoh film ksatria wanita dari yunani). dia mendekati cendela kelas tempat aku melihatnya. waduh, semakin takut aku, kalau aku dibogem bagimana?? tapi aku siap, walaupun tampang melankolis tapi aku ini siap menghadapi apa pun. semakin dekat, keluarlah keriingat dinginku. sampai di depan cendela, dia malah tersenyum ketika melihatku, "lho kamu gak pulang?? eh iis mana? aku mau bareng pulang sama dia".. ealah aku kira mau nonjokkin atau mau memalak minta duit, ternyata mencari temannya iis yang sekelas denganku.. tidak jadi aku mengeluarkan beberapa jurus dalam bela diri...

kelas 2 sma. kata orang-orang, kelas 2 sma merupakan masa remaja yang paling indah. masa yang asyik untuk pacaran, untuk berpetualang, untuk berorganisasi. dan tidak aku sangka, aku sekelas dengan dewi...
orang bertipe sangunis memang enak untuk diajak ngobrol. orangnya asyik, selalu ceria, dan bisa menghibur temannya yang sedih. sifat itu ada dalam diri dewi. di kelas dua aku sering berbagi cerita dengan dewi. memang ada kecocokan kalau orang berwatak melankolis seperti aku bertemu dengan orang berwatak sanguinis seperti dewi.
awalnya kami hanya saling cerita. tapi lama-kelamaan timbul suatu rasa yang aneh dalam diriku. hatiku makin enak dan hangat ketika bertemu dengan dewi. dan merasa agak cemburu ketika dewi jalan maupun ngobrol dengan orang lain. ada seorang temanku, dia bernama arifin. anak ini bertubuh gagah perkasa seperti bima. arifin ini juga sangat dekat dengan dewi semenjak hubungan dengan pacarnya agak renggang. arifin ini teman belajarku, ketika kami belajar bersama dia pernah bilang kalau dia ada rasa sama dewi. begitu mendengarnya aku langsung berdebar.. rasanya hatiku ingin melarang arifin jadian sama dewi. dengan refleks aku menjawabnya," ingat fin, kamu kan masih punya pacar".
arifin sering mengajakku ke rumahnya dewi. secara tidak langsung dia berjasa telah mengajakku ke rumahnya dewi. perasaanku semakin agak panas ketika arifin sangat memperhatikan dewi, bahkan sampai ketika dewi sakit, dia selalu membawakan obat dan membelikan makanan. wah persaingan dimulai. saking seringnya arifin ke rumahnya dewi, sampai-sampai ibunya dewi menganggapnya seperti anak sendiri. aku tidak mau kalah, aku juga harus bisa mendekati ibunya dewi. aku selalu ikut ketika ke rumahnya dewi. bahkan pernah aku di rumahnya dewi dari siang sepulang sekolah sampai malam. dan sampai di rumah aku dimarahi ortu. aku beralasan saja, waktu itu aku berteduh, hujannya sampai malam.
ingin sekali aku menembak dewi, tapi ketika berhadapan aku malu dan seperti orang yang kena tembak sebelum menyerang.. padahal pada waktu itu dewi juga sudah tahu kalau aku menyukai dia, tapi dewi diam saja dan malah penasaran padaku masalahnya kelakuanku agak beda. dewi ternyata banyak yang naksir. teman kelas sebelah juga nembak dewi, tapi ditolak. ada senior kelas 3 juga nembak bahkan ekstrim, dewi ditunggu sampai pulang sekolah. orang itu juga rela berkorban apa saja. kontan saja dewi takut, kemudian minta tolong padaku, arifin,d an bangkit untuk melarikan diri ke rumahku. aku setuju saja.. dan adegan penyelamatan putri raja pun dilaksanakan..
oke kwan sampai disini dulu ceritanya nanti disambung lagi... aku sudah lama neh ngenet...ntar mahal lagi...