Senin, 21 April 2008

ARSIP PERKULIAHAN MAHASISWA

CATATAN AKHIR KULIAH: PENGELOLAAN ARSIP PERKULIAHAN MAHASISWA


Oleh :

Agung Ari Widodo (305262479251)2


Hidup manusia menunjukkan segala kekuatan pada makhluk manusia yang dipakai sebagai bekal hidup yang perlu dipelihara dan dimajukan hingga dapat mengantarkan manusia mencapai keselamatan lahir dan batin baik pada dirinya dan masyarakat.

(Ki Hajar Dewantara)


Abstrak

Setiap kegiatan manusia selalu meninggalkan jejak (trace). Jejak itu bisa berupa benda baik berupa tulisan maupun non tulisan. Nah, sebagai mahasiswa sudah tentu dalam setiap perkuliahan selalu melakukan kegiatan mencatat (bagi yang suka mencatat). Selain itu, pasti ada tugas dari dosen. File-file tersebut tentunya masih akan digunakan lagi dikemudian hari (bila diperlukan). Untuk itu diperlukan cara atau bisa dibilang teknik untuk bisa menyimpannya dengan aman, rapi, dan mudah untuk dicari. Teknik binder dan teknik folder bisa digunakan unutk menyimpan arsip mahasiswa. Jadi kita bisa dengan mudah mencari dan mengakses data-data kita dimana dan kapan saja.

Key word: mahasiswa, kuliah, teknik binder dan teknik folder.


Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, bagaimana dengan manusia? Tentu saja dengan akal, kita meninggalkan karya atau dalam Antropologi disebut artifak. Nah artifak-artifak inilah yang akan menjadi jejak, bukti, dan peninggalan yang berharga bagi manusia dan juga bagi ilmu pengetahuan. Untuk menghindari agar benda-benda berharga tersebut tidak rusak maupun hilang maka perlu adanya pengelolaan, penyimpanan,dan perawatan.

Salah satu dari peninggalan manusia adalah tulisan. Sejak ditemukannya kertas yang dulunya terbuat dari rumput papyrus, merupakan penemuan penting bagi manusia, karena serat selulosenya menjadi landasan kimiawi bagi pembuatan kertas zaman modern3. Dari penemuan bahan-bahan pembuatan kertas seperti pahatan bata, tanah liat, gulungan papyrus, parchmen, vellum, dan bahan tulis lainnya merupakan awal dari sejarah arsip4. Dengan demikian maka untuk menyimpan arsip-arsip ini lahirlah perpustakaan. Pada awalnya perpustakaan terdapat di Assyiria, Babylonia, Mesir, Yunani, dan Roma5.

Arsip tidak hanya tercipta di suatu instansi ataupun organiasasi, tapi dimana pun akan tercipta benda “imut” yang namanya arsip. Kenapa begitu? Setiap kita melakukan aktivitas yang berhubungan dengan transaksi, pasti ada buktinya, contohnya, ketika kita belanja di Mall atau swalayan, pasti ketika sudah membayar diberi bon (bukti pembayaran); atau juga ketika membeli pulsa di sebuah counter, pasti juga diberi bon6. Nah bon inilah salah satu bentuk arsip karena sebagai tanda bukti pembayaran. Jika ada sesuatu seperti barangnya jelek, atau kurang, kita bisa komplain dengan menggunakan bon tersebut sebagai tanda bukti.

Begitu juga mahasiswa dalam melakukan perkuliahan, tidak luput dari pembuatan arsip. Lalu apa arsip mahasiswa itu?? Tentu saja arsip yang dimaksud disini adalah catatan perkuliahan dan tugas-tugas yang diberikan dosen. Tugas ini bisa berupa makalah, artikel, paper, atau jenis yang lain yang berupa ketikan komputer. Kadangkala semua arsip tersebut dilupakan oleh mahasiswa (emang mahasiswa zaman sekarang agak malas ya, semoga penulis tidak). Padahal, catatan perkuliahan dan tugas-tugas tersebut suatu saat diperlukan, entah sebagai sumber data, informasi, media pengingat, atau hanya sebagai inspirasi untuk menulis sebuah skripsi. Nah, karena itulah diperlukan suatu cara untuk merawat, menyimpan, dan mengelola arsip perkuliahan itu dengan suatu cara yang praktis.

Ada banyak cara untuk menyelamatkan data-data perkuliahan. Bisa dengan mengumpulkan catatatan-catatan kuliah tersebut dalam sebuah binder, untuk yang berupa file komputer bisa dengan dicopy di CD, atau bisa juga disimpan di e-mail. Karena itulah dalam tulisan ini penulis akan mencoba mengulas tentang bagaimana mengelola arsip mahasiswa terutama yang berupa file-file atau ketikan komputer.

Penulis merupakan manusia biasa juga, jadi kemungkinan besar tulisan ini banyak kekurangannya. Maka dari itu mohon bimbingan dari Bapak Marsudi, dan juga teman-teman di Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang untuk memberi kritik, saran, dan makanan juga boleh (akan senang sekali).


Perkuliahan: Aktivitas Mahasiswa di Kampus


By the way, ngomong-ngomong bicara tentang mahasiswa tidak terlepas dengan istilah kuliah. Bahkan ketika penulis bersantai di kamar kos ada seorang teman bertanya, “kamu gak kuliah?”. Sebenarnya apa itu kuliah, apa itu mahasiswa? Kalau bagi kita yang sudah menempuh semester VI, pastilah sudah paham apa mahasiswa dan kuliah, tapi angkatan baru tahun ini pasti ada yang mengalami kebingungan karena peralihan situasi dan kondisi.

Menurut Anees, menjadi mahasiswa berarti menempati posisi tertentu yang berbeda dari yang sebelumnya. Ada banyak julukan bagi mahasiswa, seperti “bukan pelajar lagi, agent of social change (agen perubahan sosial), “tukang demonstrasi. Sejumlah julukan itu menuntut tindakan tertentu7. Jadi mahasiswa merupakan tingkatan selanjutnya setelah siswa. Atau bisa dikatakan peralihan dari siswa menjadi siswa yang maha menjadi mahasiswa.

Ketika manjadi mahasiswa inilah kita akan mendapatkan wacana yang luas. Tentu saja wacana itu diperoleh dari perkuliahan. Apa itu kuliah? Kuliah adalah proses pencarian makna intelektual. Kuliah sebagai forum untuk mengkonfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan8. Kuliah tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam perkuliahan antara mahasiswa dan dosen adalah teman diskusi9 (ya walaupun kita harus menghormati dosen sebagai pembimbing kuliah). Jadi melalui perkuliahan, mahasiswa bisa mengaplikasikan ilmunya baik dikampus maupun di masyarakat.

Aktivitas mahasiswa di kampus sebagian besar adalah melakukan perkuliahan karena niat awal dari desa (tempat asal) adalah kuliah. Tapi kadangkala mahasiswa yang kreatif dan tidak mau diam, tidak hanya melakukan PKK (Perpustakaan, Kos, Kuliah), mereka biasanya ikut organisasi intra kampus. Ada juga mahasiswa yang bekerja paruh waktu untuk menambah penghasilan (bekerja yang positif).

Dalam perkuliahan pastilah ada suatu kegiatan ceramah dari dosen, diskusi, atau pemberian tugas dari dosen. Dalam hal ini mahasiswa pasti membuat catatan atau rangkuman kuliah dari dosen. Dosen juga seringkali memberikan tugas-tugas terstruktur kepada mahasiswa10. Nah inilah yang disebut arsip mahasiswa. Arsip ini seringkali dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mengingat kembali jika ada kuliah yang berkaitan dengan kuliah sebelumnya. Tapi kadangkala juga mahasiswa kurang memperhatikan arsip ini karena tidak menyimpan secara praktis dan rapi. Sehingga sering ada kejadian kehilangan file atau data-data tugas yang pernah dikerjakan. Lebih berbahaya lagi ketika sedang menempuh skripsi, apalagi belum di print (dicetak) komputernya kena virus. Bisa-bisa mahasiswa yang menempuh skripsi tersebut pusing tujuh keliling atau bahkan stress berat. Karena itulah diperlukan cara untuk mengolah, menyimpan, dan merawat arsip supaya mudah untuk mencari.


Apa itu Arsip?


Di atas sudah disebutkan bahwa arsip adalah bukti dan hasil kegiatan manusia. Ini adalah pengertian awam tentang arsip. Lalu apa itu arsip? Banyak sekali pengertian arsip, dari asal katanya saja ada tiga bahasa yaitu:

  1. Kata arsip berasal dari bahasa Yunani archetioan yang berarti kantor11.

  2. Kata arsip berasal dari bahasa Belanda archief. Menurut Atmosudirdjo12 archief dalam bahasa Belanda mempunyai beberapa pengertian yaitu:

  • Tempat penyimpanan secara teratur bahan-bahan arsip: bahan-bahan tertulis, piagam-piagam, surat-surat, keputusan-keputusan, akte-akte, daftar-daftar, dokumen-dokumen, peta-peta.

  • Kumpulan teratur, daripada bahan-bahan kerasipan tersebut.

  • Bahan-bahan yang harus diarsip itu sendiri.

  1. Dalam bahasa Inggris, arsip dinyatakan dengan istilah file yang berasal dari bahasa Latin filum yang berarti tali atau benang13.

Di atas tadi adalah pengertian arsip dari segi bahasa. Sedangkan pengertian arsip berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 199114 adalah sebagai berikut:

    1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah.

    2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan Swasta dan/ atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Kemudian Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan naskah-naskah dalam bentuk corak bagaimanapun juga dari suatu arsip, adalah meliputi baik yang tertulis, maupun yang dapat dilihat dan didengar seperti hasil-hasil rekaman, film, dan lain sebagaianya. Sedangkan yang dimaksud dengan berkelompok ialah naskah-naskah yang berisikan hal-hal yang berhubungan satu dengan yang lain yang dihimpun dalam satu berkas tersendiri melalui masalah yang sama.

Pengertian arsip menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 ini berkisar pada pembuatan arsip dari Pemerintah maupun badan swasta. Bahkan tujuan dari arsip tersebut untuk menunjang pelaksanaan jalannya pemerintah dan kehidupan kebangsaan. Lalu bagaimana arsip bisa berhubungan dengan perkuliahan mahasiswa?

Dalam pengertian arsip yang lain, menurut Seminar Dokumentasi/Arsip Kementrian-kementrian15 adalah sebagai berikut:

  1. Arsip adalah kumpulan surat-menyurat yang terjadi karena pekerjaan, aksi, transaksi tindak-tanduk dokumenter (dokumentaire handeling), yang disimpan sehingga pada tiap kali dibutuhkan dapat dipersiapkan, untuk melaksanakan tindakan-tindakan selanjutnya.

  2. Arsip adalah suatu badan, dimana diadakan pencatatan, penyimpanan serta pengolahan-pengolahan tentang segala surat, baik dalam pemerintahan maupun dalam soal umum, baik ke dalam maupun keluar dengan satu sistem tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan16.

Menurut T.R. Schellenberg arsip dapat dirumuskan sebagai warkat-warkat (surat) dari suatu badan pemerintah atau swasta yang diputuskan sebagai dokumen berharga untuk diawetkan secara tetap guna keperluan mencari keterangan dan penelitian dan disimpan atau telah dipilih untuk disimpan pada suatu badan kerasipan17.

Dari pengertian-perngertian di atas, yang lebih cocok untuk pengertian arsip mahasiswa adalah dari Seminar Dokumentasi/Arsip Kementrian-kementrian poin a dan pengertian arsip dari T.R. Schellenberg. Kenapa? Karena arsip mahasiswa masih disimpan dan dipersiapkan untuk persiapan penelitian atau tugas selanjutnya.


Jenis-jenis Arsip


Tidak hanya flora, fauna, dan makanan saja yang mempunyai berbagai jenis, arsip pun juga ada jenisnya. Bentuk arsip bisa beragam, tidak hanya berupa lembaran kertas dan tulisan yang dibuat kebanyakan orang saja. Namun kebanyakan arsip merupakan dokumen yang dihasilkan oleh seseorang, instansi, maupun perusahaan. Jenis-jenis arsip adalah sebagai berikut18:

  1. Arsip menurut Subyek atau isinya

Menurut subyek atau isinya arsip dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu;

    • Arsip kepegawaian, contoh; data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan pegawai, rekaman presensi, dsb.

    • Arsip keuangan, contoh; laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, surat perintah membayar.

    • Arsip pemasaran, contoh; suat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar pelanggan, daftar harga, dsb.

    • Arsip pendidikan, contoh; kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, rapor, KHS, transkrip mahasiswa, dsb.

  1. Arsip Menurut Bentuk dan Wujud Fisik.

Penggolongan ini lebih didasarkan pada tampilan fisik media yang digunakan dalam rekaman informasi. Arsip jenis ini dapat dibedakan menjadi;

    • Surat, contoh; naskah perjanjian/kontrak, akte pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen rapat, berita acara, laporan, table, dsb.

    • Pita rekaman

    • Mikrofilm

    • Disket

    • Compact Disk (CD)

  1. arsip Menurut Nilai atau Kegunaannya

penggolongan arsip lebih didasarkan pada nilai dan kegunannya. Dalam penggolongan ini ada bermacam-macam arsip, yaitu;

    • Arsip bernilai informasi, contoh; pengumuman, pemberitahuan, undangan, dsb.

    • Arsip bernilai Administrasi, contoh; ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur kerja, uraian tugas pegawai, dsb.

    • Arsip bernilai Hukum, contoh; akte pendirian perusahaan, akte kelahiran, akte perkawinan, surat perjanjian, surat kuasa, keputusan peradilan, dsb.

    • Arsip bernilai Sejarah, contoh; laporan tahunan (verslag), notulen rapat, gambar/foto peristiwa, dsb.

    • Arsip bernilai Ilmiah, contoh; hasil penelitian

    • Arsip bernilai keuangan, contoh; kuitansi, bon penjualan, laporan keuangan, dsb.

    • Arsip bernilai Pendidikan, contoh; karya ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran, program pengajaran, dsb.

  1. Arsip menurut Sifat Kepentingannya

Penggolongan ini lebih didasarkan pada sifat kepentingannya atau urgensinya, dalam penggolongan ini ada beberapa macam arsip, yaitu;

  • Arsip Tidak Berguna (nonesensial), contoh; surat undangan, memo, dsb.

  • Arsip berguna, contoh; presensi pegawai, surat permohonan cuti, surat pesanan barang, dsb.

  • Arsip penting, contoh; surat keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan, buku kas, daftar gaji, dsb.

  • Arsip Vital, contoh; akte pendirian perusahaan, buku induk pegawai, sertifikat tanah/bangunan, ijazah, dan sebagainya. Arsip vital ini sangat vital dalam suatu organisasi maupun perusahaan. Jika terjadi hilangnya arsip vital ini, bisa mengakibatkan berhentinya suatu organisasi atau perusahaan19.

    1. arsip menurut Fungsinya

Penggolongan ini lebih didasarkan pada fungsi arsip dalam mendukung kegiatan organisasi. Dalam penggolongan ini ada dua jenis arsip, yaitu;

      • Arsip Dinamis yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari20.

      • Arsip Statis, yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1991 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, yang dimaksud dengan arsip statis dan arsip dinamis, adalah sebagai berikut21:

        1. Arsip Dinamis, yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan Administrasi Negara.

        2. Arsip Statis, yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelanggaraan sehari-hari Administrasi Negara.

  1. Arsip menurut Tempat/Tingkat Pengelolaannya

Penggolongan ini didasarkan pada tempat atau tingkat pengelolannya, dan sekaligus siapa yang bertanggung jawab. Arsip ini dapat dibedakan menjadi;

    • Arsip Pusat, arsip yang disimpan secara sentralisasi atau berada dipusat organisasi. Berkaitan dengan lembaga pemerintahan; Arnas Pusat di Jakarta.

    • Arsip Unit, arsip yang berada di unit-unit dalam organisasi berkaitan dengan lembaga pemerintah; Armas Daerah di Ibukota Propinsi.

  1. Arsip menurut Keasliannya

Penggolongan ini didasarkan pada tingkat keaslian suatu arsip atau dokumen. Dalam penggolongan ini arsip dapat dibedakan;

  • Arsip Asli, yaitu dokumen yang langsung terkena hentakan mesin ketik, cetakan printer, dengan tanda tangan dan legalisasi yang asli, yang merupakan dokumen utama.

  • Arsip Tembusan, yaitu dokumen kedua, ketiga, dan seterusnya, yang dalam proses pembuatannya bersama dengan dokumen asli, tetapi ditujukan pada pihak lain selain penerima dokumen asli.

  • Arsip Salinan, yaitu dokumen yang proses pembuatannya tidak bersama dengan dokumen asli, tetapi memiliki kesesuaian dengan dokumen asli.

  • Arsip Petikan, yaitu dokumen yang berisi bagian dari suatu dokumen asli.

  1. Arsip menurut Kekuatan Hukum

Penggolongan ini didasarkan pada legalitas yang dilihat dari sisi hukum. Dari segi hukum arsip dibedakan menjadi dua macam, yaitu;

    • Arsip Otentik, adalah arsip di atasnya terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan fotokopi atau film) sebagai tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip otentik dapat dipergunakan sebagai bukti hukum yang sah.

    • Arsip Tidak Otentik adalah arsip yang di atasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta. Arsip ini berupa fotokopi, film, mikrofilm, hasil print komputer, dsb.

Demikian penggolongan arsip berdasarkan jenis-jenis tertentu. Bagaimana dengan arsip perkulian mahasiswa? Termasuk jenis yang mana? Jika melihat fungsi dari arsip perkuliahan itu sendiri yaitu sebagai persiapan, sumber informasi, dan inspirasi serta setiap saat dibutuhkan, maka arsip perkuliahan ini merupakan arsip dinamis.


Manajemen Arsip Perkuliahan Mahasiswa


Setelah melihat pentingnya arsip perkuliahan baik yang berupa tugas-tugas ketikan komputer (termasuk skripsi) maupun catatan kuliah harian, maka diperlukan teknik untuk memenejemen arsip-arsip tersebut. Dalam hal ini penulis akan mencoba mengulas manajemen arsip dengan teknik Binder dan Folder. Serta penyimpanan arsip file ketikan komputer ke dalam e mail. Sebelum mengulas tentang teknik manajemen arsip perkuliahan, terlebih dahulu kita bahas tentang manajemen arsip dinamis.

Apa sih manajemen itu? Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan22. Sedangkan orang yang melakukan manajemen adalah manajer. Manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya23.

Dalam hal ini manajemen arsip merupakan pelaksanaan fungsi- fungsi manajemen di dalam rangka mengelola keseluruhan daur hidup arsip24. Daur hidup arsip meliputi fase penciptaan arsip, fase penggunaan dan pemeliharaan arsip, dan fase penyusutan arsip25. Menurut Sulistyo Basuki orang yang bertanggung jawab atas manajemen arsip dinamis disebut record manajer, dalam berbagai badan korporasi merupakan manajer tingkat menengah26. Tetapi dalam hal memanajemen arsip perkuliahan, mahasiswa sebagai manajer mempunyai peran yang penting, karena pengelolaan arsip dilakukan secara individu.

Setelah mengetahui pengertian manajemen arsip dinamis, kini beranjak pada pengelolaan arsip dinamis. Seperti yang sudah diutarakan di atas bahwa arsip perkuliahan mahasiswa merupakan jenis arsip dinamis. Menurut fungsi dan kegunaannya arsip dinamis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu;

  • Arsip aktif, yaitu arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan kerja.

  • Arsip semi aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai menurun.

  • Arsip inaktif, yaitu arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses pekerjaan sehari-hari27.

Melihat taraf penggunannya arsip perkuliahan termasuk arsip aktif karena masih sering digunakan. Karena itulah diperlukan teknik untuk mengelolanya. Nah penulis akan mencoba membahas teknik binder dan teknik folder.


  • Teknik Binder

Sebenarnya binder merupakan tempat menyimpan kertas28. Mahasiswa sering membawanya jika mengikuti perkuliahan. Benda ini dianggap praktis dari pada buku, karena disamping praktis, juga ringan untuk dibawa kemana-mana, harganya pun terjangkau bagi kantong mahasiswa29. Ketika masih di sekolah, kita masih menggunakan buku untuk catatan tiap-tiap mata pelajaran dan ini berlangsung selama satu tahun. Sedangkan di kampus, mata kuliah setiap semester ada pergantian. Nah, maka dari itulah penggunaan binder sangat efektif dan efisien bagi mahasiswa.

Kegunaan binder tidak hanya sebagai catatan saja, tapi bisa kita kembangkan untuk menyimpan catatan-catatan perkuliahan semester sebelumnya. Lalu bagaimana caranya? Catatan-catatan perkuliahan semester yang lalu yang masih dianggap penting dikumpulkan di tiap-tiap mata kuliah. Jika ada lembaran catatan (arsip) yang tidak penting, bisa disusutkan (dihilangkan)30. Jika ada kantong tebal, bisa membeli dua binder, yang satu untuk penyimpanan arsip, satunya untuk catatan kuliah. Setelah dikumpulkan di tiap-tiap mata kuliah, catatan-catatan tersebut di masukkan ke dalam binder yang khusus untuk penyimpanan. Dalam binder itu setiap bagian-bagian arsip mata kuliah diberi pembatas untuk membedakan antara mata kuliah yang satu dengan yang lain, dan juga membedakan arsip perkuliahan per-semester.

Untuk mempercantik supaya enak dilihat dan dibuka, binder diberi hiasan. Biasanya mahasiswi yang suka pada hal hias menghias. bisa dihias dengan warna, kata-kata mutiara (bijak), atau foto pacarnya juga boleh. Lebih bagus lagi, jika setiap arsip semester memiliki binder sendiri. Tetapi kelemahannya ada pada finansial karena harus membeli banyak binder. Dan juga kapasitas catatan yang bermacam-macam di tiap semester. Jadi catatan tiap mahasiswa ada yang banyak ada juga yang sedikit (mungkin hanya mencatat poin-poinnya saja).

Arsip-arsip catatan perkuliahan yang sudah dikumpulkan dalam binder hendaknya ditata dengan rapi dan disimpan di tempat yang aman dan mudah agar bisa diambil sewaktu-waktu. Tempat penyimpanan yang dekat adalah didalam lemari31. Namun jika tidak ada lemari bisa diletakkan di meja dengan posisi berdiri (seperti peletakan buku dalam rak perpustakaan). Jadi jangan diletakkan di bawah kasur, di bawah bantal atau bahkan di bawah lemari, nanti bisa dimakan rayap.


  • Teknik Folder

Teknik folder ini digunakan untuk menyimpan arsip perkuliahan yang berupa file ketikan komputer. Sebagaimana kita tahu sekarang adalah zamannya teknologi canggih, termasuk komputer. Setiap kegiatan perkantoran tidak lepas dari komputer. Mahasiswa pun sangat membutuhkan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Apalagi sekarang sedang berkembang penggunaan laptop dan juga didukung dengan sistem wireless32 di setiap kampus.

Ketika penulis ngobrol dengan teman-teman mahasiswa, ada keluhan diantara mereka. Keluhan mereka adalah file-file ketikan komputer yang merupakan tugas mereka hilang saat mereka membutuhkan untuk rujukan tulisan/makalah selanjutnya. Ada yang bilang kena virus, filenya terhapus, dsb. Dari sinilah penulis mempunyai inspirasi bagaimana menyimpan arsip tugas-tugas itu dalam teknik folder.

Folder merupakan tempat untuk menyimpan file atau dokumen. Di dalam komputer folder berbentuk kotak dan bisa dibuat untuk menyimpan file-file komputer. Folder-folder ini bisa dimanfaatkan untuk menyimpan arsip-arsip tugas perkuliahan. Tugas-tugas perkuliahan dalam hal ini berbentuk file dokumen Microsoft Word. Setiap mata kuliah sudah pasti ada tugas untuk membuat karya tulis (makalah, paper, artikel, dsb.). File-file itu jangan dihapus (kecuali yang tidak penting), tapi disimpan dan dikumpulkan dalam folder. Agar lebih efisien, bisa membuat folder-folder untuk setiap mata kuliah di setiap semester. Jadi gambarannya begini, buat dulu folder-folder untuk setiap semester (foldernya diberi nama sesuai dengan semester berapa). Di dalam setiap folder semester ada folder lagi untuk setiap file tugas mata kuliah.

Untuk mencegah agar folder yang berisi file tugas perkuliahan tidak hilang ketika komputer mengalami error atau install ulang, bisa di copy ke dalam CD (Compact Disk) dengan menggunakan soft ware Nero. Tapi dalam CPU komputer harus mempunyai Disk Rewrite. Sebenarnya bisa juga disimpan di flashdisk (bagi yang punya), tapi seringkali flashdisk juga rawan terkena virus yang menghilangkan folder. Karena itulah CD mempunyai tingkat keamanan relatif tinggi daripada flashdisk.

Untuk data-data vital (penting) seperti file skripsi atau tugas akhir bisa juga disimpan atau di copy ke dalam CD, tapi tidak efektif karena proses pembuatan skripsi maupaun tugas akhir tidak serta-merta langsung jadi tapi melalui proses penulisan yang lama. Jika disimpan dalam CD pun nanti akan terjadi penggandaan file yang bisa menyebabkan file yang sama bisa ditimbun oleh file yang baru. Dan juga penyimpanan yang berulang-ulang bisa menyebabkan kapasitas dalam CD menjadi penuh. Ada cara praktis untuk menyelamatkan data skripsi ini, yaitu disimpan ke dalam e-mail. Tentu saja terlebih dulu kita harus membuat e-mail. File vital itu disimpan atau dicopy ke dalam e-mail dengan cara attachment file. Jadi keuntungannya menyimpan di e-mail, kita bisa mengakses dan membuka file dimana saja dan kapan saja. Kelemahannya, jika ada gangguan internet bisa hilang data-datanya, tetapi kemungkinan ini relatif kecil.

Sekarang berkembang sebuah software yang khusus digunakan untuk kearsipan. Software ini adalah EFS – Cabinet NG, Electronis Filing System for Singapore Judificial, dan Paper Master Pro33. Perangkat lunak ini bisa membantu meningkatkan efisiensi kantor. Tapi untuk mengatur arsip perkuliahan mahasiswa tidak perlu membeli aplikasi-aplikasi di atas. Teknik binder dan teknik folder bisa digunakan untuk memanajemen arsip perkuliahan.


Epilog


Pada umumnya arsip di bedakan menjadi arsip statis dan arsip dinamis. Arsip perkuliahan mahasiswa termasuk dalam arsip dinamis karena arsip tersebut masih digunakan sebagai bahan belajar, persiapan penelitian, persiapan tugas-tugas selanjutnya, dan sebagai inspirasi untuk membuat skripsi. Karena sifatnya yang penting itulah, maka diperlukan teknik untuk memanajemen arsip perkuliahan. Nah, dengan ini penulis mencoba membantu memenejemen arsip perkuliahan dengan teknik binder dan teknik folder.

Melihat pentingnya arsip sebagai media informasi perlu di adakan manajemen arsip. Walaupun hanya berupa kertas, atau mungkin rekaman kaset, semuanya bisa membantu untuk membuat perencanaan selanjutnya. Karena itu, arsip-arsip tersebut jangan dibuang. Apalagi bagi mahasiswa Jurusan Sejarah (Prodi Ilmu Sejarah), informasi dalam arsip baik dari zaman Kolonial Belanda sampai Revolusi atau bahkan sekarang, sangat penting sebagai bahan historiografi.

Semoga dengan memahami arti penting arsip sebagai sumber informasi, penulis dan teman-teman mahasiswa Jurusan Sejarah, terutama Prodi Ilmu Sejarah, bisa melakukan dan mendapatkan sumber sejarah berupa arsip34. Dengan begitu kita bisa membuat sebuah skripsi yang menarik berdasarkan sumber dari arsip tersebut. Amin.


Daftar Rujukan

Basuki, Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia.

Gigih (catatansigigih.blogger.com). Pengertian Arsip dan Fungsi Arsip Vital. Diupdate pada 18 Juni 2007.

Irawan, Mustari. Manajemen Arsip Dinamis Suatu Pendekatan Kearsipan (www.arsipjatim.go.id), diapdate pada 12 April 2008.

Q-Aness, Bambang. 2006. Nggak Sekedar Ngampus. Bandung: PT. Mizan.

Stoner, James A.F. 1995. Managemen Jilid 1 (terjemahan Alexander Sindoro). Jakarta: Prenhalindo.

Sugiarto, Agus dan Wahyono, Teguh. 2005. Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta: Gaya Media.

Suwardjono. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi (www.suwardjono.com). Diupdate pada 25 November 2004.

Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan; Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Wursanto, Ig. 1991. Kearsipan 1. Yogyakarta: Kanisius.

2 Penulis adalah mahasisiwa Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

3 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan; Sebuah Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007) hal. 20.

4 Ibid hal. 17

5 Ibid. Dalam tulisan ini tidak dibicarakan tentang konsep-konsep perpustakaan. Untuk lebih jelasnya silahkan membaca buku “Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan”, atau berdiskusi dengan Bapak Marsudi, dosen mata kuliah Kearsipan dan Perpustakaan.

6 Kalau membeli pulsa pada agen pulsa berjalan, mungkin tidak ada bonnya, karena mungkin agen itu teman kita juga, tapi laporan transaksi akan dicatat oleh agen tersebut sebagai bukti telah sukses melakukan transaksi pulsa elektrik (penulis merupakan agen pulsa elektrik berjalan, silahkan kalau mau beli).

7 Bambang Q-Anees, Nggak Sekedar Ngampus (Bandung: Mizan, 2006) hal. 16-17. Penulis sarankan kepada mahasiswa baru untuk membaca buku ini untuk memperoleh gambaran tentang kuliah.

8 Suwardjono, Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi (www.suwardjono.com), 25 November 2004.

9 Ibid.

10 Kalau bagi mahasiswa Ilmu Sejarah UM, menurut Bapak Marsudi, mahasiswa Ilmu Sejarah harus banyak diberi tugas supaya bisa menulis karya ilmiah. Wah setiap hari bisa ngelembur.

11 Suwarno, loc.cit. Dalam catatan perkuliahan penulis, arsip berasal dari kata archeon dan arche (keduanya berasal dari bahasa Yunani) yang berarti permulaan, tempat utama, asal, kekuasaan, dan juga berarti bangunan kantor.

12 Dalam Wursanto, Kearsipan 1 (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal. 14.

13 Ibid. Penulis heran, kenapa dalam bahasa Inggris tidak menggunakan kata archive? Padahal kata ini lebih cocok untuk asal kata arsip.

14 Ibid, hal. 17.

15 Ibid

16 Agaknya pengertian ini lebih kepada balai kearsipannya, karena disana terdapat kegiatan untuk mencatat, menyimpan, dan mengolah arsip.

17 Ibid, hal. 19.

18 Agus Sugiarto & Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern Dari Konvensional ke Basis Komputer (Yogyakarta: Gava Media, 2005) hal 11-13. Jenis-jenis arsip ini bisa juga dilihat di Wursanto, Kearsipan 1, hal 21-30.

19 Mengenai arsip vital ini bisa dilihat dalam Gigih di catatansigigih.blogger.com tentang Pengertian Arsip dan Fungsi Arsip Vital.

20 Menurut Sulistyo Basuki dalam Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia, 2003, hal 12), arsip dinamis merupakan terjemahan dari kata records yang membedakannya dari arsip statis.

21 Wursanto, Op Cit hal 29.

22 James A.F. Stoner, Managemen Jilid 1 (terjemahan Alexander Sindoro, Jakarta: Prenhalindo) hal. 7.

23 Ibid

24 Mustari Irawan, Manajemen Arsip Dinamis Suatu Pendekatan Kearsipan (www.arsipjatim.go.id) diapdate pada 12 April 2008.

25 Ibid

26 Sulistyo Basuki, Op Cit, hal 15.

27 Wursanto, Loc Cit.

28 Kertas yang digunakan biasanya yang bagian kirinya ada lubangnya. Kertas ini bisa dibeli di toko-toko (buku) terdekat. Merek yang sering ada seperti Loose Leaf, dsb.

29 Maklum sebagian besar mahasiswa adalah anak kos, yang harus pandai-pandai mengatur finansial.

30 Mungkin catatan yang tidak penting seperti surat cinta, tulisan-tulisan yang “ngerasanin” dosen, coretan-coretan tidak berguna, dsb.

31 Jika dikamar kos ada lemari atau bagian dalam lemari yang masih sisa, bisa dimanfaatkan untuk menyimpan binder arsip perkuliahan.

32 Salah satu sistem di dalam laptop yang bisa digunakan untuk mengakses internet di suatu area yang ada jaringan spot wireless-nya.

33 Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, Op Cit, hal. 151.

34 Tentu saja mahasiswa sejarah menggunakan metode sejarah, yaitu Heuristik, Kritik, Intepretasi, dan menjadi Historiografi.

Sabtu, 12 April 2008

busyet deh!!!

bingung aku (halah dari dulu bingung terus!!!) Indonesia ini kok gak ada yang bener ya?? La gimana, DPR kita kepergok tu korupsi. Wah keren pokoknya. Aku setuju dengan Slank, ayo berantas korupsi... Eh aslinya nih, korupsi ada dimana-mana lho>>>>

halah malas aku ngomong money politik, mendingan cerita aja...
ini kejadian sudah lama sih, tapi tetap keinget terus. Begini ceritanya. Aku punya temen, ya sebut saja namanya Kasino (kalo sebut nama asli, ntar malah gk laku).Waktu itu dia sedang mandi. Klo mandi dia suka nyanyi2 gitu (suaranya aja kayak gagak), nah lagu yna dipilih adalah lagunya Yovie&Nuno judulnya "Dia Milikku"
Kasino: dia miliku, bukan milikmu, dia untukku, bukan untukmu, pergilah kamu, jangan mengganggu, karena aku punya palu (sambil lihat bawah)
terus aja dia nyanyi.....Nah ketika itu didepan kos ku ada pengemis cewek tuwir.. Dia lama banget menjulurkan tangannya (minta uang maksudnya). Nah Si Kasino ini keluar dari KM dengan rambut basah (habis mimpi basah), tetep aja dia nyanyi lagu "Bukan milikmu". Kasino keluar seperti Idola Kampung. Nah pengemis ini lihat dia (si Kasino)...
Pengemis: ............nyuwun mas.......
Kasino: pergilah kamu, jangan mengganggu........
pengemis: (wong iki edan kali ya????) mas nyuwun masss....
Kasino: (sambil joget ala dewi persik) dia milikku...bukan milikkmuuuuu( tambah keras)
Kasino ini orangnya agak Blukkkk wong da pengemis malah nyanyi, eh dia malah masuk kamar (kamarnya paling depan).
Pengemis: ///!!!!!(marah+bingung).....
Nah ketika itu Pakde (nama samaran, orangnya gueede kayak busway), keluar kamar...
Pakde: (nguapO wwwuuuuaaaah eeeeeeeekkkk.
Pengemis: (dengan congkak) HEIIII MASSS, KLO GK PUNYA DUWIIIT BILANG DONKKK, BIAR GUA GK KAYAK ORANG GIILAAA!!!
Pakde: (bingung) "orang ini gila kali yaaa""" (dalam hati),, Hei dasar pengemis Gebblek,,,,,,.....!!!!
Pengemis: (pergi dengan tangan hampaaaaa)
Kasino: pergilah kamu, jangan mengganggu,,,,,,,!!!!!

Sabtu, 05 April 2008

pagi yg cerah dan dingin

apanya yang dingin, aku tidur eh malah gerah... Tapi kalau selimutku tak lepas, eh kedinginan busyet deh??? Aku lagi masuk angn nih, ente2 semua siap-siap masker, aku kalau ngentut gak tanggung-tanggung. baunya melebihi baunya kambing yang belum mandi selama sepuluh tahun???? Tapi aku bangga dengan kentutku. setidaknya aku menaang dalam kompetisi kentut sak kosan (kaalau sak negara aku belum siaap)
Malam-malam. seperti biasa sebelum tidur berdoa (kalau inget heee1000x) cuci muka, sikat gigi (kalau odolnya masih ada), Lalu persiapan untuk lomba. semua Kentut dari berbagai suara dan sumber, mulai bberbunyi bersahut-sahutan. ada yang model Bruttt, ada yang seng-seng, ada yang tulalit-tulalit kayak ring tonenya nokia. Ya semua bersahutan sepertyi kodok bangkak konser.
Silahkan mengikuti kontes ini. dijamin bakal terpesona dan tidak akan stresss, paling-paling pingsan....
oke sampai jumpa di perlombaan kentut berikutnya. Siapkan dirimu mulai dari sekarang. jaga kesehatan dan jaga makanan supaya kenttutnya bervariasi....

nganjuk

NGANJUK
PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN INDONESIA
1947-19491
Oleh:
Agung Ari Widodo
(305262479251)2
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti
(Dewa 19)
Abstrak
Salah satu bentuk perlawanan fisik dalam mempertahankan sesuatu adalah dalam bentuk perang. Perang dilakukan ketika diplomasi gagal. Rakyat Indonesia yang tidak mau tunduk terhadap penjajah melakukan perlawanan. Kemerdekaan Indonesia merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia. Proklmasi yang dikumandangkan oleh Soekarno merupakan awal dari proses menata kembali kehidupan bangsa Indonesia yang berantakan akibat dari imperialis. Ketika Pasukan Sekutu dan NICA datang ke Indonesia, menimbulkan banyak ketegangan. NICA yang notabene Belanda ingin kembali menguasai Indonesia. Satu-persatu wilayah Indonesia dikuasai Belanda yang memenangkan perundingan. Elit negara, seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir ditangkap. Dalam hal ini TNI yang baru terbentuk tidak tinggal diam. Mereka melakukan strategi gerilya dalam menghadapi tentara Belanda. Di berbagai daerah di Indonesia mengalami pergolakan dalam revolusi fisik ini, termasuk di daerah Nganjuk. Daerah Nganjuk yang dikelilingi oleh perbukitan memudahkan para pejuang untuk melakukan perang gerilya. Dengan dibentuknya Batalyon Sriti, pejuang-pejuang Indonesia di Nganjuk bisa melakukan konsolidasi.
Sekitar Proklamasi dan Pembentukan Tentara Indonesia
Setelah Jepang beretekuk lutut kepada pihak sekutu pada 14 Agustus 1945, maka selesailah Perang Dunia II. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Jadi antara 14 sampai 17 Agustus terdapatlah kekosongan kekuasaan di Indonesia secara formal, walaupun secara faktual, Jepang masih memegang kekuasaan.3 Ini sesuai dengan perintah Sekutu kepadanya, untuk menjaga ketertiban di Indonesia sambil menunggu datangnya pasukan Sekutu ke daerah ini. Pada saat-saat “kekosongan kekuasaan“ inilah terjadi kegiatan-kegiatan yang luar biasa di Indonesia untuk mengadakan suatu maklumat kemerdekaan. Hal ini mutlak penting, sebab dengan demikian Indonesia berarti bangkit berdiri mengurus dirinya sendiri, yang sudah tentu bertentangan dengan konsep sekutu dan khususnya Belanda yang bersiap-siap untuk datang kembali ke Indonesia (Dekker, 1997: 100).
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, langkah selanjutnya yang dilakukan negara yang masih muda ini adalah membuat aparatur negara, yaitu: Memilih Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden, membuat UUD, dan mendirikan Komite Nasional Indonesia (KNI). Kemudian KNI mempertimbangkan apakah perlu mendirikan Tentara Republik Indonesia atau tidak. Dari pertimbangan-pertimbangan itu, akhirnya diputuskan untuk membentuk suatu badan resmi, yaitu BKR (Badan Keamanan Rakyat). Badan ini bukan tentara resmi negara republik Indonesia, melainkan hanya sebuah badan/tentara semi militer yang bertujuan menjamin ketentraman umum (Adeng, 1995: 25).4 Dengan dibentuknya tentara semi militer, maka sifatnya akan lebih fleksibel, seolah-olah bisa diperbantukan ke pasukan Sekutu, untuk dijadikan sebagai pasukan membantu Sekutu dalam upayanya untuk melucuti tentara Jepang. Juga pasukan yang dipakai untuk menjaga keamanan negara Republik Indonesia yang baru diproklamasikan itu.
BKR dibentuk pada 22 Agustus 1945, dan baru setelah tanggal 30 Agustus secara resmi disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui KNI berbagai pelosok tanah air. Pembentukan BKR di daerah-daerah didasarkan dan menurut susunan administrasi pemerintahan sipil saat itu yakni propinsi, karesidenan, kabupaten/kotamadya, kawedanan, kecamatan dan seterusnya sampai dengan Rt. Kepala Badan Keamanan Rakyat dari pusat sampai daerah menjadi anggota pengurus harian BPKKP. Untuk menjadi kepala BKR harus menjalankan pekerjaannya dengan sukarela (Adeng, 1995: 26). BKR ini terdiri atas pemuda-pemuda bekas PETA, HEIHO, KNIL (yang berjiwa RI).
Banyaklah senjata Jepang yang dapat direbut oleh laskar-laskar ini.5 Bentuk “Keamanan Rakyat“ sebagai suatu “Badan“ dirasakan kurang efektif. Sebagai suatu negara yang merdeka, Republik Indonesia memerlukan penjagaan keamanan yang kuat. Demikianlah kemudian pada 5 Oktober 1945, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR)6. Mayor (KNIL) Oerip Soemohardjo diberi tugas oleh pemerintah untuk membentuk tentara ini. Kemudian pangkatnya menjadi Letnan Jenderal. Sebagai Menteri Keamanan Rakyat, diangkatlah Soepriyadi (6-10-1945), bekas pemimpin pemberontakan Peta di Blitar di masa Jepang (tetapi tidak pernah hadir untuk memegang jabatan itu) (Dekker, 1997: 119).
Markas tertinggi TKR ada di Yogyakarta. Pada bulan November 1945 diadakanlah Konferensi TKR, Kolonel Soedirman sebagai Panglima Besar. Pada 18 Desember 1945, ia diangkat sebagai Panglima Besar, dengan pangkat Letnan Jenderal, dan Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Stafnya.7
Pada 26 Januari 1946, diubahlah TKR menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) melalui dekrit Presiden. Ditegaskan pula dalam Dekrit Presiden itu, bahwa TRI adalah satu-satunya organisasi Militer Negara RI. Susunannya akan ditujukan kepada bentuk ketentaraan yang sempurna. Pada Mei 1947, diputuskan dengan Penetapan Presiden untuk mempersatukan TRI dengan laskar-laskar rakyat agar menjadi satu organisasi tentara, dan pada 3 Juni 1947 diubahlah TRI menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) (Dekker, 1997: 120).
Agresi Militer I Belanda (1947)
Setelah perjanjian Linggarjati (15 November 1946) resmi tercapai, sebab sudah disahkannya oleh masing-masing Dewan Perwakilan Rakyat dari yang berselisih itu, Belanda masih berusaha terus-menerus melaksanakan politiknya yang mengahantam Republik Indonesia.8
Menurut Dekker (1997: 157), pada suatu saat Belanda mengeluarkan suatu interpretasi atas bunyi Perjanjian Linggarjati itu, yang sangat sukar diterima oleh Republik Indonesia.9 Dalam Dekker (1997: 157) interpretasinya adalah:
Sebelum Negara Indonesia Serikat Terbentuk nanti pada 1 Januari 1949, harus dibentuk pemerintahan peralihan di Indoensia yang dikepalai oleh Wakil Tinggi Mahkota. Interpretasinya ini ditulis dalam suatu nota yang kemudian disampaikan kepada RI pada 27 Mei 1947. Nota ini ditolak sebab RI berpendapat bahwa isi nota itu tidak sesuai dengan jiwa Perjanjian Linggajati.
Sementara itu terjadilah krisis kabinet di Yogyakarta dengan jatuhnya Kabinet Sjahrir dan kemudian dibentuknya Kabinet Amir Sjarifoeddin pada 3 Juli 1947. Partai Sosialis yang sedang berkuasa mengalami keretakan di dalam dirinya, yang beberapa lama kemudian Sjahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia yang memisahkan diri dari kelompok Amir. Kesempatan ini dipergunakan oleh Van Mook. Pertama, RI menolak notanya yang menurut pendapatnya adalah sesuai dengan perrjanjian Linggarjati dan kedua, krisis Kabinet di Yogyakarta baru saja teratasi, jadi belum kuat keadaannya. Ia mengumumkan sikapnya pada 20 Juli 1947, bahwa Belanda tidak mau berunding dengan RI dan menyatakan tidak terikat lagi dengan Perjanjian Linggajati itu.
Demikianlah pada tanggal 21 Juli 1947 (tepatnya 20 Juli 1947 pukul 24.00) Belanda (kombinasi tokoh van Mook – Jenderal Spoor) melakukan agresi militernya. Agresi ini dikenal dengan nama Agresi Militer I. Belanda sendiri menyebut agresi itu aksi polisionil, dengan alasan bahwa seluruh Indonesia ini adalah wilayah kekuasaannya yang utuh, setelah ia menyatakan diri tidak terikat lagi oleh Perjanjian Linggajati tersebut (Dekker, 1997: 157).
Agresi itu dilancarkan di Jawa dan Sumatera, yang menurut perjanjian Linggajati, de facto diakui sebagai wilayah Republik Indonesia. Menurut Anwar (dalam Dekker, 1997: 158), tujuan agresi itu ialah menduduki kota-kota besar dan daerah-daerah penting di pulau tersebut yang secara ekonomis penting artinya bagi keuangan Belanda. Disamping itu untuk mempersempit wilayah RI yang riil. Demikianlah Agresi Militer I ini yang dilancarkan pada bulan Juli 1947, Belanda berhasil menduduki daerah-daerah penting Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah sebelah utara, sebagian Jawa Timur, Madura, sebagian Sumatera Timur.
Serangan-serangan ini mendapat perlawanan yang gigih dari TNI dan rakyat. Pendudukan daerah-daerah yang tertentu sebagai hasil dari Agresi Belanda itu, oleh Belanda dijadikan basis tawar-menawar, bila nanti diadakan perundingan dengan RI (Dekker, 1997: 158).
Agresi Militer II Belanda (1949)
Upaya diplomasi dilakukan pihak Republik Indonesia untuk menghentikan pertikaian dengan Belanda. Amerika Serikat kemudian menjanjikan adanya tempat perundingan di suatu tempat yang bebas, sesuai dengan kehendak Pemerintah Indonesia, yang bebas dari pendudukan Belanda maupun RI. Tempat ini adalah sebuah kapal, yang bernama Renville (sehingga nantinya persetujuan yang dibuat di atas kapal ini dinamakan Persetujuan Renville tanggal 17 Januari 1948) (Dekker, 1997: 162).
Isi perjanjian Renville adalah:
12 pasal Asas Politik
6 pasal Asas-asas tambahan dari tanggal 19 Januari 1948.
Isi Pokok dari 12 asas-asas politik itu, pada hakekatnya sama dengan Perjanjian Linggajati. Hanya saja wilayah kekuasaan pemerintah RI tidak lagi diakui de facto seluruh Jawa, Madura, dan Sumatera (di Jawa tinggal separuh, di Sumatera 4/5 bagian, akibat Agresi Militer I).
Isi pokok 6 tambahan yang diajukan KTN, untuk dasar perundingan nanti di dalam penyelesaian politik. Contohnya tentang kedaulatan atas seluruh Hindia Belanda akan berada di tangan Kerajaan Belanda sampai batas waktu tertentu. Setelah itu, kedaulatan diserahkan kepada Negara Indonesia Serikat. RI sendiri akan berstatus sebagai negara bagian (Dekker, 1997: 163). Persetujuan ini ditandatangani oleh Amir Sjarifoedin dari Pihak RI dan Abdulkadir Widjojoatmojo dari pihak Belanda.10
Persetujuan Renville membawa banyak kesulitan, terutama bagi Pemerintah Republik Indonesia. Demikian pula TNI yang pada dasarnya tidak menyetujui persetujuan itu. Mereka harus meninggalkan daerah-daerah strategis yang dikuasainya yang kini harus dikosongkan karena termasuk kekuasaan Belanda, terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Persetujuan Renville membawa banyak kerugian bagi Republik Indonesia, terutama dalam hal pengosongan daerah-daerah kantong. Belanda banyak mendapatkan banyak keuntungan dari atas daerah-daerah strategis, kemudian mulai menciptakan negara-negara bagian.
Pada hari Minggu, 19 Desember, diserbunyalah Yogyakarta. Seluruh kekuasaan Belanda dikerahkan untuk serbuan yang besar ini. Mula-mula rakyat Yogyakarta tidak curiga atas adanya kapal terbang yang meraung-raung di angkasa. Ini memang beralasan, karena ada berita kalau hari itu akan ada latihan perang-perangan yang dilakukan oleh TNI sendiri. Tetapi ketika pesawat-pesawat itu melakukan tembakan-tembakan gencar dan kemudian terdengar tembakan senjata otomatis dari lapangan terbang Maguwo, maka sadarlah rakyat bahwa mereka sedang diserbu musuh secara mendadak. Kota Yogyakarta praktis tidak dapat dipertahankan. Sebelum pemimpin RI tertawan, maka diberilah kuasa kepada Sjafroeddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatera untuk membentuk Pemerintahan darurat Republik Indonesia.
Mengenai masalah militer, TNI sama sekali tidak menyerah kepada Belanda dan perlawanan dilakukan secara gerilya. Memang semula Belanda minta kepada Presiden Soekarno untuk mengeluarkan perintah kepada TNI agar menghentikan perlawanan. Permintaan itu ditolaknya, karena dalam posisi ditawan musuh, Presiden tidak berhak mengeluarkan perintah kepada TNI. Dengan lain perkataan, dapat disebutkan bahwa tidak ada pihak-pihak yang menyerah kepada Belanda, walaupun Presiden dan Wakil Presiden RI berhasil ditawan.
Perjuangan Rakyat Nganjuk Terhadap Agresi Militer Belanda
Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk merupakan salah satu dari 37 Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang berada di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. Berdaasarkan hasil penggalian dan penelitian lapangan, museum, perpustakaan dan Arsip Nasional ternyata Nganjuk telah dikenal sebagai daerah perjuangan bangsa yang sangat menentukan dalam perkembangan nasional selanjutnya.
Pada awal abad X, setelah berakhirnya masa pemerintahan Raja Wawa dari Kerajaan Hindu Mataram di Jawa Tengah, Pu Sindok telah memindahkan kekuasaan kerajaan Mataram kuno tersebut ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yang bernama Dinasti Isyana. Nama Isyana diambil dari gelar resmi Raja Sindok yaitu Pu Sindok Sri Isyana Wikramma Dharmmotunggadewa. Wilayah kerajaan Pu Sindok tidak begitu luas dengan daerah-daerah batas yang disebutkan seperti Nganjuk di sebelah barat, Pasuruan di sebelah timur, Surabaya di utara dan Malang di Selatan. Pemindahan kekuasaan dan pusat pemerintahan ke Jawa Timur di atas dilakukan berhubung keadaan kerajaan yang semakin suran dan dirasa kurang aman dan setelah sebelumnya Pu Sindok memperoleh kemenangan yang gilang gemilang melawan tentara musuh dari kerajaan Sriwijaya di suatu wilayah yang bernama “ANJUK LADANG“ (Boechari, 1984: 157-158).
Sebagai rasa syukur dan untuk memperingati suatu peristiwa bersejarah dalam perjuangan melawan musuh tersebut di atas kemudian Pu Sindok mengeluarkan maklumat untuk mendirikan sebuah Candi (Jayamerta) dan sebuah monumen (tugu) kemenangan (Jayastamba) disuatu tempat yang bernama Anjuk Ladang, tepatnya di desa Candi sebelah utara (Candi Lor). Dalam prasasti Anjuk Ladang tersebut dapat terbaca suatu penanggalan yaitu 10 April 937 M, dimana selanjutnya diputuskan menjadi Hari Jadi Nganjuk, dan kemudian ditetapkan manjadi Hari Jadi Kabupaten Nganjuk (Harimintadji dkk, 1994: 17).
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ada peristiwa tentang perpindahan pusat pemerintahan dari Brebek ke Nganjuk. Perpindahan pusat pemerintahan ini dilakukan oleh KRT. Sosrokoesoemo III (1878-1901). Berdasarkan Encyclopaedie van Nederlandch Indie’s Grovenhoge: Mertimes Nijhoff, 1919, halaman 274-275), terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa ibukota Berbek adalah wilayah yang terisolir, karena ini tentunya sulit untuk berkembang, kebetulan pada waktu itu sedang dilaksanakan pembangunan jalur kereta api jurusan Surabaya-Solo, sehingga ibukota kabupaten dipindahkan ke Nganjuk yang dekat dengan jalur kereta api, strategis, dan lebih mudah dalam perhubungan dan komunikasi dengan lihak luar (Harimintadji dkk, 1991: 64)11.
Seperti yang diungkapkan di atas bahwa Republik Indonesia memiliki tentara secara resmi baru pada bulan Oktober 1945, dengan dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tentang pembentukan TKR tanggal 5 Oktober 1945. Sebelumnya rakyat masih tergabung dalam badan-badan, kesatuan-kesatuan dan laskar-laskar perjuangan yang bersifat spontanitas.
Badan Keamanan Rakyat (BKR) Kediri terbentuk pada 22 Agustus 194512, yang anggotanya terdiri dari pemuda-pemuda militan mantan anggota PETA, HEIHO, KNIL, KEISATSUTAI, SEINANDAN,dan KEIBODAN yang dikomandani oleh Frislan Soeratmodjo. Kemudian berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, maka BKR ini diubah menjadi TKR. Untuk kabupaten Kediri menjadi Batalyon TKR Kediri (Batalyon III) dengan komandan Mayor Frishlan Soerjatmodjo (Harimintadji dkk, 1994: 91).
Pada tanggal 17 Desember 1948 ditetapkan Yon 22 di bawah Komando Brigade II Divisi I Jawa Timur. Kemudian untuk menghindari overlapping tugas dn mobilitas antar Batalyon di lingkungan Brigade II, maka tiap kesatuan batalyon diberi tambahan nama burung. Untuk Batalyon 22 menjadi Batalyon 22/Sriti. Hasil konsolidasi Yon 22/Sriti ini Kapten Kasihin menjadi Danki II yang mendapat tugas di Pare, Bodas, dan sekitarnya (Harimintadji, dkk, 1994: 92). Pada saat Kompi II bertugas di daerah Kandangan, Pare, dan Bodas, pasukan Belanda menerjunkan pasukan parasutnya di ladang sawah sekitar desa Mertojoyo (sebelah utara Purwoasri). Posisi Kompi II digempur oleh Belanda dari udara dan darat, sehingga pertempuran sengit terjadi antar kedua belah pihak tidak dapat dihindarkan lagi dan dalam pertempuran ini Letda Oermarwira Dan Seksi I gugur.
Pada konsolidasi berikutnya Danyon 22 Sriti dipegang oleh Mayor Soerachman. Setelah Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948, di daerah operasi Yon 22 Sriti dipindahkan dari sebelah timur Sungai Brantas ke sebelah barat Sungai Brantas antara Kediri-Nganjuk, dengan pembagian tugas sebagai berikut:
Komando Yon 22/Sriti di Cengkok dan sekitarnya.
Kompi I Imam supardi di Prambon dan sekitarnya.
Kompi II Kasihin di Kedungombo dan Pace.
Kompi III Kasdi Prajitno di Grogol dan sekitarnya.
Kompi IV Siwo Handojo di Warujayeng dan sekitarnya.
Pemindahan daerah operasi pertahanan ini dilakukan untuk mengimbangi dan menghadapi pos-pos Belanda yang berada di Kertosono, Kota Nganjuk, Pace, Nggrogol, Merican, Prambon, dan Warujayeng (Harimintadji, dkk, 1994: 92).
Untuk saling mengenali daerah tugasnya, maka di bawah Yon 22/Sriti Mayor Soerachman seluruh pasukan Yon 22/Sriti mengadakan penjelajahan Mobille Batalyon Verband dengan rute Cengkok, Grogol, Tarokan, Pace, Berbek, Guyangan, Sidokare, sampai Ngluyu. Dari Ngluyu kemudian berbalik ke Gondanggowar, Sukomoro, dan kemudian menempati pos-posnya masing-masing.
Setelah KMB ditandatangani 27 Desember 1949 berarti Belanda mengakui kedaulatan RI secara penuh, oleh karenanya semua daerah yang semula diduduki Belanda harus diserahkan kembali ke pihak Indonesia13. Khusus daerah yang berada di bawah operasi Yon 22/Sriti mendapat penyerahan daerah sebagai berikut:
Kompi I mengambil alih pos Belanda yang ada di Kertosono.
Kompi II mengambil alih pos Belanda yang ada di kota Nganjuk.
Kompi III mengambil alih pos yang ada di Gringging dan Grogol.
Kompi IV mengambil alih pos Belanda yang ada di Prambon dan Warujayeng.
Komando Yon 22/Sriti selanjutnya berkedudukan di Kertosono.
Perjuangan di Kedungombo
Nasution, dalam bukunya Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 9 Perang Gerilya Semesta II, mengemukakan:
Dalam menyusun pemerintahan gerilya, pemerintah desa dijadikan sebagai dasar kekuasaan pemerintahan militer paling bawah. Kepala lurahnya diperbantukan beberapa kader pemuda yang dipilih oleh lurah dan latih oleh tentara. Mereka disebut kader teritorial desa. Mereka ini menjadi pambantu lurah yang terpenting dalam urusan keamanan dan pertahanan. Kemudian dibentuk semacam home guard bagi Pak Lurah. Mereka ini diberi tugas penjagaan dan bila diperlukan oleh tentara, bertugas sebagai tundan, sebagai penunjuk jalan, sebagai ordonans, sebagai pembanti prajurit, bahkan ikut aktif bergerilya (1979: 350).
Dalam bukunya Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus Keterlibatan Beberapa Desa Di Daerah Bandung dan Sekitarnya tahun 1945-1949 Adeng mengemukakan:
Tanggung jawab pemimpin gerilya sangat berat dalam memelihara semangat para pejuang dan rakyat, ideologi perjuangan harus tertanam kuat-kuat pada hati sanubari mereka, sehingga perang gerilya dapat berjalan dengan baik. Kadangkala musuh melakukan perang psikologi, disitu pihak musuh menawarkan kesenangan kepada para pemimpin, di satu pihak ia melakukan intimidasi terhadap rakyat dengan kekerasan. Hal ini merupakan wujud perang paling berbahaya bagi keutuhan pasukan gerilya dengan rakyat, dapat memisahkan para pejuang dari rakyat, dan terjaga dan saling menghargai satu sama lain. Jiwa kekeluargaan, gotong-royong dan konsep tepa selira selalu dikedepankan dalam kehidupannya (2006: 38).
Seperti diungkapkan di atas bahwa pada Agresi Militer II daerah operasi militer Yon 22/Sriti dialihkan ke sebelah barat S. Brantas. Salah satu daerah yang menjadi pilihan strategi ialah desa Kedungombo di bawah Kompi II pimpinan Kapten Kasihin.
Dalam perkembangan selanjutnya desa Kedungombo dijadikan basis militer para pejuang RI dari berbagai kesatuan. Sebab ternyata yang menempati desa Kedungombo tidak hanya para prajurit dari Yon 22/Sriti saja, tetapi dari banyak kesatuan yang berasal dari daerah lain. Seperti CPM, Yon 38 Resimen 34 Surabaya (Marirnir), Barisan M, Barisan Rahasia (BARA), dan Batalyon Pancawati (tidak menetap) (Harimintadji dkk, 1994: 93). Di desa Kedungombo ini dan oleh karenanya menempati rumah-rumah penduduk setempat yang memungkinkan mereka tempati sebagai markas perjuangan.
Menurut Harimintadji (1994: 93), para pejuang yang saat itu berada di desa Kendungombo :
Mayor Cholil Tahir, Staf Komando Distrik (KDM) menempati rumah Ibu Soeprapto.
Mayor dr. Ibnu Mahoen; di rumah Bapak Djojosoemarto.
Letnan Martedjo; Dan Seksi I Ki 4 Yon 22/Sriti di rumah Bapak Dajat.
Mayor Marinir Boedijono Yon 37 Resimen 34 Surabaya di rumah Bp. H. Nurhasin.
Letnan Saleh (CPM); di rumah Bp. Djojomihardjo.
Letnan Iskandar Amir dan Letnan Kusnu (Barisan Rahasia) di rumah Ibu Soeprapto.
Kapten Khambali (CPM) di rumah Bp. Djojorono.
Pamoeji (TRIP) di rumah Bp. Abdullah.
Kapten Soebito (KDM) di rumah Bp. Darsojo.
Kapten Kasihin, Letnan Siswohandojo dan Letnan Joesoef di rumah Bp. Poerwodihardjo.
Kesatuan Barisan M di rumah Bp. Moeljoredjo.
Para Pejabat Pemerintahan juga berada di desa Kedungombo :
Bupati Nganjuk Mr. Gondowardjoyod dan Patih Djojokoesoemo di rumah Bp. H. Nur.
Wedana Anam di rumah Bp. Dipo.
Camat Afandi di rumah Bp. Djojosoemarto.
Dijadikannya desa Kedungombo sebagai markas oleh Yon 22/Sriti Kompi II, berarti desa ini memiliki arti strategis militer sendiri jika dibandingkan dengan desa lain. Sebab secara geografis jika dikaitkan dengan posisi pos-pos Militer Belanda dan posisi Kompi Yon 22/Sriti letak desa Kedungombo berada di tengah-tengahnya, lebih terlindung dan baik untuk kepentingan perhubungan dan koordinasi relative lebih mudah dan cepat.
Bisanya selama perang gerilya perbekalan sangat sulit untuk dikirim dari markas ke tempat perjuangan, di desa Kedungombo tidak pernah dikirimi perbekalan. Oleh semua itu semua dicukupi oleh penduduk setempat, termasuk bahan makanan dan pakaian. Sedangkan untuk amunisi dan bahan peledak tetap dikirim dari kesatuan. Disinilah peranan penduduk sangat menentukan dalam perjuangan bangsa, mereka tidak hanya menyediakan tempat dan makanan, tetapi juga menjadi pelaku langsung dalam setiap perjuangan. Hal ini dibuktikan bahwa yang gugur dalam pertempuran di Kedungombo tidak hanya yang tercatat sebagai tentara resmi tetapi juga penduduk sipil setempat.14.
Gugurnya Kapten Kasihin, Tokoh Perjuangan di desa Kedungombo Kec Tanjung Anom, Kab. Nganjuk
Kira-kira pukul 09.00 WIB Kapten Kasihin bersama pengawalnya yang bernama Susah berjalan dari selatan (Tawangrejo) menuju kea rah utara. Baru berjalan beberapa ratus meter mendapat laporan dari seorang mata-mata Republik, bahwa Belanda sudah berada di Balai Desa (Berjarak ± 600 m dari tempatnya). Mendapat laporan demikian Kasihin tidak menghiraukannya dan terus berjalan ke arah utara. Beberapa menit kemudian terdengar beberapa kali tembakan di pertigaan gang utara SDN Kedungombo I dan ternyata Kapten Kasihin terkena tembakan. Walupun sudah tertembak ia berusaha lari ke arah timur sejauh ± 1 km dan masuk ke dalam rumah seorang penduduk di Tawangsari (Rumah Bp. Rasio). Di rumah ini Kapten Kasihin mendapat perawatan tuan rumah sekitar 45 menit, sebelum Belanda menemukannya. Belanda yang menemukannya. Belanda yang ada orang yang mengetahui ada orang tertembak terus mengejarnya dan akhirnya menemukan Kapten Kasihin terbaring di dipan. Oleh Belanda Kapten Kasihin ditirunkan di lantai dan kemudian dibunuh di tempat itu juga, ± pukul 09.30 WIB.
Menurut penuturan Ibu Parmi (Istri Rasio) yang waktu itu di rumah hanya bersama 2 anaknya yang masih kecil (satu masih digendong), bahwa Kapten Kasihin sebelum diketemukan tentara Belanda sempat minta minum. Saat akan diberi minum, Kasihin mengucapkan kata-kata terakhir......,nggih ngeteniki le bu nglabuhi negari (ya begini bu membela negara) (Harimintadji, dkk, 1994: 94).
Setelah dibunuh Kapten Kasihin ditinggalkan begitu saja oleh Belanda (menurut Ibu Parmi ketika Belanda mengetahui bahwa yang dibunuh berpangkat Kapten, mereka kemudian hormat kepada jenazah Kapten Kasihin. Tanda kepangakatan dilepas dan dibawanya). Jenazah Kapten Kasihin kemudian oleh para pejuang bersama rakyat dibawa ke rumah Kepala Desa untuk diberi penghormatan dan setelah itu dimakamkan di makam desa Kedungombo di dekat makam Kopral Banggo yang sudah lebih dulu gugur di desa Josaren Kec. Tanjung Anom.
Selain Kapten Kasihin yang gugur selama perjuangan di desa Kedungombo dan sekitarnya adalah sebagai berikut:
Unsur Tentara:
Sersan Kuslan Ki IV/Sriti di desa Josaren.
Sersan Amir Ki IV/Sriti di desa Kedungombo.
Kopral Tawar di desa Josaren.
Kopral Banggo di desa Josaren.
Theles dari staf Pertahanan Sipil (SPR) di desa Josaren.
Penduduk Sipil:
Supar, penduduk desa Kedungombo.
Sokip, penduduk desa Kedungombo.
Dua orang dari Balongpacul (tidak diketahui namanya)
Yang luka dan ditawan oleh Belanda:
Sersan Kastur
Kopral Suwito
Prajurit Kusno ditawan dan dibawa ke Nganjuk oleh Belanda.
Untuk mengenang perjuangan dari Kapten Kasihin, di tengah alun-alun kota Nganjuk dibangun patung monumen Kapten Kasihin berseragam lengkap dengan pedangnya.
Epilog
Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 merupakan puncak dari perjuangan Bangsa Indonesia. Tapi perjuangan Bangsa yang masih muda ini baru saja dimulai. Kemerdekaan Indonesia harus mendapat pengakuan secara Internasional. Tetapi pihak Belanda tidak mau menerima pengakuan Republik Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari tindakan Belanda dengan melancarkan Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1949).
Pihak Indonesia tidak tinggal diam. Mereka melakukan perjuangan diplomasi dan perjuangan fisik dengan kontak senjata. Perundingan-perundingan dilakukan, tetapi selalu menimbulkan jalan buntu. Perjanjian Linggajati (15 November 1946) dan Perjanjian Renville (17 Januari 1948) banyak merugikan Republik Indonesia karena wilayah Indonesia semakin menyempit. Dalam hal ini TNI tidak tinggal diam. Mereka melakukan strategi perang gerilya untuk menghadapi Tentara Belanda yang akan mengoyak tubuh ibu pertiwi Indonesia
Banyak terjadi pergolakan fisik (kontak senjata) antara pihak Indonesia dengan Belanda di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pejuang-pejuang Republik dengan gigih melakukan perlawanan walaupun nyawa taruhannya. Seperti perjuangan yang dilakukan Kapten Kasihin di desa Kedungombo. Semangat Kasihin setidaknya harus kita tiru dalam mempertahankan kemerdekaan ini. Kita sebagai pelajar/mahasiswa dituntut untuk melakukan perubahan pada negeri yang terkoyak oleh system ekonomi yang “rapuh”.
Tetap jaga keutuhan negeri kita tercinta Indonesia ini. Jangan biarkan Hedonis dan paham kemewahan mempengaruhi kita. Kita harus bisa membalik, bahwa kita yang bisa mempengaruhi Hedonisme. Mulailah dari awal dengan mengatur diri sendiri.
Daftar Rujukan
Adeng, dkk. 1995. Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus Keterlibatan Beberapa Desa di Daerah Bandung dan Sekitarnya tahun 1945-1949. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Direktorat Sejarah dan Nilai Dokumentasi Sejarah Nasional.
Boechari. 1984. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
Dekker, Nyoman. 1997. Sejarah Pergerakan dan Revolusi Sosial. Malang: IKIP Malang.
Frederick, William H. 1989. Pandangan dan Gejolak Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946). Jakarta: Gramedia.
Harimintadji, dkk. 1994. Nganjuk dan Sejarahnya. Jakarta: Pustaka Kartini.
Napsriatun. 2004. Perpindahan Pusat Pemerintahan Dari Berbek ke Nganjuk Tahun 1880. Malang: Skripsi tidak diterbitkan
Nasutiom, AH. 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau Bertempur. Bandung: Angkasa.
Nasution, AH. 1979. Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid IX Perang Gerilya Semesra II. Bandung: Angkasa.
Notosusanto, Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
1 Artikel Sejarah untuk tugas akhir mata kuliah Sejarah Lokal yang dibimbing oleh Bapak Drs. Marsudi, M. Hum.
2 Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
3 Istilah “kekosongan kekuasaan“ sekiranya kurang tepat penyebutannya karena pada waktu itu di tahun 1945 pemerintahan Jepang masih berkuasa di Indonesia secara de facto. Tapi secara de jure Indonesia dibawah kekuasaan Sekutu. (Catatan perkuliahan Sejarah Indonesia Modern, dosen pembimbing; Drs. Dewa Agung G.A., M.Hum)
4 Lihat juga Nasution, A.H. 1977. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 2 Diplomasi atau Bertempur. Bandung: Angkasa. Hal: 210.
5 Perebutan Senjata diiringi oleh peperangan antara Pihak Indonesia (Pemuda). Tidak hanya dengan pihak Jepang, perang dilakukan terhadap sekutu juga. Seperti peperangan yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 (lihat Notosusanto, Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka, hlm 101 dan 110). Masalah tentang tragedi Surabaya dibahas oleh Frederick, William H. 1989. Pandangan Dan Gejolak Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946). Jakarta: Gramedia.
6 Alasan lain dari pembentukan TKR adalah Pernyataan Oerip Soemohardjo “aneh negara zonder tentara“. Tanggal 5 Oktober 1945 secara nasional dianggap sebagai hari jadi Tentara Nasional Indoenesia atau ABRI.
7 Kenaikan pangkat dari Kolonel langsung ke Letnan Jenderal menurut penulis, sangat cepat. Apakah penaikan pangkat ini berdasarkan pengalaman orangnya atau hanya sebagai formalitas syarat untuk menjadi Panglima Besar dan Kepala Staf.
8 Isi Pokok perjanjian Linggajati antara lain sebagai berikut:
Pemerintah Belanda mengakui Pemerintah RI de facto atas Jawa, Madura dan Sumatera. Daerah-daerah yang diduduki Belanda dengan berangsur-angsur dan kerjasama di antara kedua belah pihak, akan dimasukkan ke daerah RI selambat-lambatnya 1 Januari 1949.
Pemerintah RI dan Pemerintah Belanda akan bekerja sama untuk membentuk Negara Indonesia Serikat. Negara Indonesia Serikat itu akan terdiri atas RI, Kalimantan dan Timur besar. Pembentukannya supaya sebelum 1 Januari 1949.
Pemerintah Belanda dan Pemerintah RI akan bekerja sama untuk membentuk Uni Nederland-Indonesia dengan Ratu Belanda sebagai kepala Uni. (Dekker, 1997: 147-148, Ricklefs, 1991: 337).
9 Dalam Hal ini Ricklefs (1991: 337) juga berrpendapat bahwa persetujuan perdamaian (Perjanjian Linggajati hanya akan berlangsung singkat. Kedua belah pihak saling tidak mempercayai dan pengesahan persetujuan itu di kedua negara menimbulkan pertikaian-pertikaian politik yang sengit mengenai konsesi-konsesi yang dibuat.
10 Di dalam perundingan ini Belanda mempergunakan orang Indonesia yang duduk sebagai wakil-wakilnya, dengan maksud mengelabuhi mata dunia, agar ada kesan, bahwa orang-orang Indonesia masih cinta kepada Belanda.
11 Perpindahan Kekuasaan dari Berbek ke Nganjuk secara intensif diteliti oleh Napsriatun dalam Skripsinya (Napsriatun. 2004. Perpindahan Pusat Pemerintahan Dari Berbek ke Nganjuk Tahun 1880. Malang: Skripsi tidak diterbitkan).
12 Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kabupaten Nganjuk masuk dalam wilayah Karesidenan Kediri. Sampai sekarang Nganjuk masih dalam wilayah karesidenan Kediri, juga Tulungagung, Trenggalek dan Blitar.
13 KMB diadakan di Denhaag, belanda. Delegasi Indoesia diwakili oleh Moh. Hatta sebagai Ketua, BFO dengan Sultan Hamid sebagai ketua, kerajaan Belanda dengan J.H.van Maarseven sebagai ketua. UNCI sebagai wakil Dewan Keamanan PBB, bertugas sebagai perantara kalau konferensi menghadapi kesulitan dengan Marle Cochran sebagai ketuanya. Kesulitan dalam KMB ini adalah tentang masalah Irian Barat dan masalah keuangan. Belanda menuntut Indonesia untuk mengakui utang Belanda (Dekker, 1997: 188).
14 Bandingkan dengan Adeng dkk, sebuah penelitian tentang peran desa-desa di daerah Bandung (Adeng, dkk. 1995. Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus Keterlibatan Beberapa Desa Di Daerah Bandung dan Sekitarnya tahun 1945-1949. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional).

Perkembangan Sepak bola Australia

TIDAK TERKALAHKAN : PERPINDAHAN TIMNAS SEPAK BOLA AUSTRALIA DARI ZONE SEPAK BOLA OCEANIA KE ZONE ASIA PADA TAHUN 20061
Oleh :
Agung Ari Widodo (305262479251)2
Dikuras bagaimanapun, sepak bola tetap merupakan mata air yang tak akan kering dan akan selalu meninggalkan wilayah yang tak bakal habis ditimba
(Sindhunata, 2002)
Sungguh enak dan menarik jika kita menulis sebuah kisah, narasi, atau tulisan apapun yang merupakan kesukaan kita masing-masing. Apalagi dengan kebebasan memilih tema yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Australia ini, Bapak Najib Jauhari yang masih dengan narsisnya, memuji diri sendiri. Tapi pada dasarnya menulis adalah merupakan kebebasan, kita bebas mengeluarkan seluruh isi pikiran melalui tulisan.
Kembali pada topik (bukan ke Laptopnya si Tukul). Tulisan penulis ini merupakan tema tentang Australia (Sejarah Australia). Benua kecil ini memiliki keunikan tersendiri, dan bahkan masih banyak kekayaan alam dan sosial yang masih misterius3. Negara Federasi Australia baru terbentuk pada 1 Januari 1901 dengan ibukota Canberra. Untuk mencapai federasi ini Australia mengalami waktu yang panjang yaitu 54 tahun dimulai dari 1847. Sebelumnya terjadi persaingan antar koloni di Australia, karena itulah pembentukan negara Federasi Australia terjadi sangat lama. Bahkan untuk menetapkan ibukota teritorial terjadi ketegangan antara koloni New South Wales dengan Victoria. Kedua koloni tersebut saling “bentrok” agar ibukota Federasi Australia ada di kota kedua koloni tersebut. Tapi apa yang terjadi? Akhirnya mereka mencapai kesepakatan tentang letak ibukota dengan menarik garis dan menemukan titik temu antara garis yang melewati New South Wales dan Victoria4. Dan disepakati yaitu daerah Canberra yang sekarang menjadi Ibukota Federasi Australia.5 Masih banyak lagi kisah-kisah dan peristiwa yang terdapat di Australia mulai dari penduduk Asli, Aborigin, perkembangan koloni, hingga sekarang6
Topik yang penulis bahas adalah tentang perkembangan sepak bola di Australia. Sebagaimana kita ketahui, sepak bola merupakan olahraga paling popular di seluruh dunia. Dimana saja dan kapan saja sepak bola selalu menarik dan mempesona manusia, kata kolumnis bola Walter Lutz7. Meskipun perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap menyuap wasit, pengkhianatan terhadap fair play, sepak bola tidak pernah lapuk dan mati, malahan senantiasa ada dan terus menghibur dunia. Menurut Sindhunata, mungkin sepak bola bukan hanya menjadi olahraga rakyat tetapi juga hiburan umat manusia8
Sepak bola juga bisa dijadikan alat politik. Palupi misalnya, berpendapat bahwa sepak bola bisa dijadikan perjuangan untuk memupuk nasionalisme yang kita tahu pada masa pemerintahan Hindia Belanda (1920-1942), PSSI pernah mengalahkan NIVB (Belanda)9. Kemudian sepak bola menjadi alat politik untuk menentang penjajah Belanda. Silvio Berlusconi yang merupakan perdana menteri Italia (sekarang mantan) sekaligus pemilik klub raksasa Italia, AC Milan, juga menggunakan sepak bola sebagai ajang politik. Kemenangan AC Milan sebagai Campione Serie A 2003/2004, dijadikan Berlusconi untuk modal dalam pemilihan perdana menteri di Italia, bahkan Wakil Presiden Club yaitu Adriano Galliani merupakan pemimpin Liga Serie A Italia10
Kembali ke pentas Australia. The Socceros-julukan Timnas sepak bola Australia mulai menunjukkan kekuatannya dalam sepak bola dunia. Hal ini bisa dilihat dari materi pemain yang merupakan pemain kelas dunia yang mayoritas bermain di liga Eropa (Inggris). Sebut saja, Mark Viduka (Middlebrough, sekarang pindah ke New Castle United), Tim Cahill (Everton), Harry Kewel (Liverpool), John Aloisi (Alaves), dan banyak bintang lainnya11. Dengan kekuatan bintang-bintang ini, Australia lolos pada babak putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman, dengan prestasi mencapai babak kedua (dikalahkan oleh Italia 1-0)12. Ini merupakan prestasi terbaik sejak selama Australia dua kali lolos pada putaran final Piala Dunia yaitu pada 1974 dan 2006.
Dengan diperkuat oleh pemain-pemain bintang yang berlaga di Eropa, bukan tidak mungkin Timnas Australia menjadi “tidak terkalahkan” di Zone Oceania. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kemenangan dengan skor yang sangat telak ketika melawan negara-negara di Oceania13.
Kemenangan demi kemenangan selalu diperoleh The Socceros di zone Oceania, sehingga The socceros praktis tidak terkalahkan. Karena itulah untuk mencari lawan yang sepadan, FFA (Football Federation Australia) menyatakan bergabung dengan AFC (Asian Football Confederation) pada 23 Maret 2005. Tapi ketika Australia melakukan Play off dengan wakil benua lain seringkali mengalami kekalahan. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan Australia dalam putaran final Piala Dunia yang hanya dua kali yaitu 1974 di Jerman Barat dan 2006 di Jerman14. Di perhelatan Piala Asia 2007 di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, The Socceros hanya mencapai babak kedua.
Oceania Football Federation (OFC): Pijakan Pertama Timnas Australia
Seperti yang sudah diutarakan di atas, bahwa FFA (PSSInya Australia) resmi bergabung dengan AFC (Asian Football Confederation) pada 23 Maret 2005. kenapa hal ini sampai terjadi? Apakah memang benar Australia memang tidak terkalahkan di OCEANIA. Padahal Australia merupakan salah satu pendiri OFC (Oceania Football Confederation). Ada apa dengan Australia (bukan ada apa dengan cinta??). penulis akan mencoba membahas problema ini berdasarkan data yang diperoleh.
Sebelum membahas kepindahan Australia ke AFC, kita lihat dulu sejarah terbentuknya Oceania Football Confederation (OFC). Sejarah OFC penulis kutip dari OFC History15. Awalnya adalah pertemuan di Tokyo, Jepang, yang pada waktu itu masih berlangsung pertandingan sepak bola olimpiade pada 1964. pertemuan ini dihadiri oleh Sir Stanley Rous, Presiden FIFA16, Jim Bayutti dari Australian Soccer Federation, dan Sid Guppy, the chairman of the New Zealand Football Association.
Setelah mengadakan perundingan dan pembuatan proposal (yang diajukan kepada FIFA) akhirnya pada tahun 1966 Oceania Footbal Confederation (OFC) lahir. Anggota yang menjadi bagian dalam OFC adalah Australia, Fiji, New Zealand dan Papua New Guinea. Keempat Negara ini merupakan anggota awal dalam OFC. Nah di sini Australia pernah mengajukan untuk menjadi anggota dari AFC pada 1972. Tapi usaha Australia untuk bergabung dengan AFC tidak berhasil. Akhirnya pada tahun 1978 Australia kembali lagi bergabung dengan OFC17.
Boleh dibilang Australia mendapat rejeki karena OFC menerima kembali sebagai anggota. Apa alasannya? Mungkin alasannya adalah karena Australia merupakan salah satu pendiri OFC. Tapi beberapa tahun kemudian, yaitu pada 2005 Australia kembali mengajukan diri menjadi anggota AFC, dan secara resmi Australia “pindah kampung” ke zone AFC pada 23 Maret 2005.
Pindah Ke AFC
Sebenarnya apa sih yang menyebabkan The Socceros-julukan Timnas Australia pindah ke AFC? Menurut saya Australia memang menginginkan bergabung dengan AFC. Hal ini terlihat dari usaha Australia yang dua kali mengajukan diri menjadi anggota AFC (1972 dan 2005). Padahal, Australia merupakan salah satu pelopor pendiri organisasi sepak bola Oceania (OFC).]
Pada kualifikasi Piala Dunia mayoritas dan yang paling sering lolos dalam babak play off dengan zone CONMEBOL (Amerika Latin) adalah timnas Australia. Dan faktanya di Oceania sendiri, Australia memang tidak terkalahkan, mungkin hanya New Zeland yang bisa menandingi Australia, jadi tidak salah jika Australia tidak punya lawan di Oceania. Dalam setiap pertandingan antar Negara Oceania, Australia seringkali menang dengan angka telak18.
Nah, begitulah, untuk mencari lawan yang sepadan Australia ingin bergabung dengan Asia (AFC). Australia menginginkan zone yang lebih luas untuk membuat dan membuka peluang untuk masuk dalam putaran final Piala Dunia. Peluang itu mulai terbuka ketika Australi ikut serta dalam putaran final Piala Asia. Dalam keikutsertaan ini, Australia menjadi salah satu tim pendatang baru yang diunggulkan untuk menjadi juara19.
Dengan diperkuat pemain bintang-bintangnya The Socceros menjadi kekuatan baru (new power) di pentas sepak bola Asia. Dan hal ini dibuktikan dengan penampilan The Socceros yang cukup menawan di Piala Asia maupun di Piala Dunia 2006 kemarin. Di Piala Asia yang diselenggarakan di empat Negara (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam), Australia tergabung di grup A bersama Irak, Thailand, dan Oman)20.
Penampilan Australia di Piakla Asia lumayan impresif. The Socceros berhasil mencapai babak perempat final. Di babak perempat final The Socceros menghadapi Jepang. Tapi sayang sekali The Socceros kalah dalam adu tendangan pinalti karena pada babak normal keduanya imbang 1-121. Kekalahan ini sangat mengecewakan timnas Australia bahkan salah satu pemainnya berkata bahwa Australia harus bisa mengubah strategi dalam menghadapi tim-tim dari Negara Asia22. Nah dari pernyataan salah satu pemain23 terlihat bahwa Australia masih belum siap untuk “bertarung” di Asia. Tapi setidaknya Australia sudah menunjukkan “kebolehannya” di Asia dengan menembus hingga perempat final. Keikutsertaan di Piala Asia dan penampilannya di Piala Dunia 2006 di Jerman praktis membuat posisi Australia naik di peringkat FIFA dari rangking 92 (2000) naik ke peringkat 3824
Epilog
Dari informasi dan data yang ada di atas, memang Australia lebih pantas ada di zone Asia (AFC). Ini terlihat dari banyaknya saingan atau lawan yang sepadan. Di zone Oceania (OFC) hampir tidak ada lawan yang bisa menandingi The Socceros. Hal ini sangat kontras sekali ketika Australia merupakan salah satu pelopor pendiri OFC (Oceania Footbal Confederation) dan kenapa Australia “mbalelo” dengan bergabung dengan AFC??
Ya bagaimana tidak, timnas Australia memiliki pemain-pemain kelas dunia yang bermain di Eropa. Dengan kualitas pemain bintang ini, Australia merasa “eman” jika tidak bisa ikut meramaikan sepak bola dunia di Piala Dunia. Nah dengan menggabungkan diri dengan zone Asia, Australia mulai unjuk gigi dengan permainan sepak bolanya, dan ingin memperilhatkan kepada dunia bahwa sepak bola Australia tidak kalah dengan yang lain (Brazil, Argentina, Italia, Inggris, dan lain-lain).
Nah sepertinya Indonesia harus banyak berjuang karena di Asia tambah satu saingan lagi yaitu Australia. Tapi sepertinya Indonesia tidak sanggup untuk tampil bersaing di pentas Asia lagi, la wong PSSInya agak “gendeng”.
Daftar Rujukan
Palupi, Srie Agustina. 2004. Politik & Sepak Bola. Jogjakarta: Ombak.
Sindhunata. 2002. Air Mata Bola. Jakarta: Kompas
Sapto, Ari. 1992. Penduduk Asli Australia Asal Usul Budaya Dan Perkembangannya. Malang: IKIP Malang.
Charles Dempsey. www.ole-ole.com//oceaniafootballconfederation. Diapdate pada 20 Maret 2008.
Copyright © 2000-2008 Surya Citra Televisi, diapdate pada 11 Maret 2008.
Wilkipedia (Ensiklopedi Online). A.C. Milan. Diabdate pada 20 Maret 2008.
Wilkipedia, Ensiklopedi Online, Australia national football (soccer) team, diapdate pada 11 Maret 2008.
Wilkipedia (ensiklopedi online). Piala Asia AFC 2007. diapdate pada 20 Maret 2008.
Tulisan ini didukung juga oleh:
Catatan perkuliahan
Film Discovery Channel tentang Australia
Diskusi dengan teman-teman tentang sepak bola Australia.
1 Artikel untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Australian dan Oceania yang di bimbing oleh Bapak Najib Jauhari, S.Pd, M. Hum.
2 Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
3 Hal ini bisa dilihat pada film About Australia (Discovery Channel). Untuk CD filmnya bisa dilihat di Lab Sejarah. Tetapi jika ingin menonton laporan dulu ya pada laboran.
4 Titik temu tersebut berasal dari bahasa Aborigin
5 Catatan perkuliahan Sejarah Australia.
6 Untuk mengenal suku Aborigin dapat dilihat pada buku yang ditulis oleh Ari Sapto, Penduduk Asli Australia, asal usul, budaya, dan perkembangan, IKIP Malang, 1992. Ciri khas koloni-koloni bisa dilihat di foto copian yang diberikan oleh Bapak Najib.
7 Sindhunata, Air Mata Bola, Kompas, 2002, hal viii.
8 Ibid
9 Srie Agustina Palupi, Politik dan Sepak Bola, Ombak, Jogjakarta, 2004.
10 Wilkipedia (Ensiklopedi Online). A.C. Milan. Diabdate pada 20 Maret 2008.
11 Copyright © 2000-2008 Surya Citra Televisi, diapdate pada 11 Maret 2008.
12 Wilkipedia, Ensiklopedi Online, Australia national football (soccer) team, diapdate pada 11 Maret 2008.
13 Op cit. Ketika Australia menjalani kualifikasi Piala Dunia 2006 Jerman Zone Oceania, The Socceros pernah mengalahkan Solomon 7-0 (3 September 2005), Fiji 6-1 (2 Juni 2004), Tahiti 9-0 (31 Mei 2004). Hanya Selandia Baru yang mampu mengimbangi Australia.
14 Ada hal unik yaitu keikutsertaan Australia dalam Piala Dunia (1974 dan 2006) sama-sama di negara Jerman. Apakah ini suatu keberuntungan atau memang Jerman merupakan tempat yang cocok untuk The Socceros. Padahal ketika terjadi Perang Dunia II Jerman merupakan musuh utama yang “ditakuti“ Australia, yang ketika itu menguasai Papua Nugini.
15Charles Dempsey. www.ole-ole.com//oceaniafootballconfederation. Diapdate pada 20 Maret 2008.
16 Sayang sekali dalam data ini tidak menyebutkan nama Presiden FIFA periode 1964. Mungkin nanti penulis akan cari lagi data tentang Presiden FIFA 1964.
17 Ibid
18 Lihat keterangan dan silahkan membuka web dalam Op Cit.
19 Wilkipedia (ensiklopedi online). Piala Asia AFC 2007. diapdate pada 20 Maret 2008.
20 Ibid
21 Ibid
22 Ibid
23 Tidak diketahui siapa pemain ini. Tapi di Internet pernyataan ini sering ditampilkan tanpa menyebut siapa nama pemain dari skuad The Socceros.
24 Lihat Australian Nation Football Soccern Team dalam Op Cit.